Kumpulan Adat Wawo Bima

Uma Lengge Wawo


Kompleks uma Lengge Tahun 1933

Kompleks Uma Lengge yang berlokasi di desa Maria Utara Wawo Bima sudah sangat dikenal. Para wisatawan domestic maupun mancanegara sering berkunjung ke areal lebih kurang satu hektar tempat bangunan rumah tradisional Bima ini berdiri mengawal perubahan zaman. Uma Lengge dan Jompa yang ada di lokasi ini mengundang perhatian setiap orang untuk mengunjunginya. Pada masa lalu, padi disimpan di Uma Lengge atau Uma Jompa untuk kebutuhan satu tahun.

Penempatannya yang terpisah dengan rumah tinggal penduduk konon dimaksudkan untuk mencegah efek domino yang merugikan apabila terjadi bencana kebakaran. Dengan demikian, apabila rumah tempat tinggal penduduk terbakar, maka padi yang disimpan di dalam Uma Lengge atau Uma Jompa tidak akan ikut terbakar, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itulah, kompleks Uma Lengge di Desa Maria dibangun agak jauh dari pemukiman penduduk.
Ada beberapa atraksi unik yang dapat anda saksikan di kompleks Uma Lengge. Atraksi ini telah menyatu dengan kompleks ini disamping upacara Adat Ampa Fare yang rutin dilaksanakan seusai panen.Berikut beberapa atraksi kesenian unik di kompleks Lengge Wawo yang biasa disuguhkan untuk para wisatawan

Ntumbu

Atraksi ini dikenal juga dengan Adu Kepala. Merupakan tarian tradisional masyarakat Desa Ntori kecamatan Wawo yang sudah ada sejak abad ke-15. Konon pada zaman dahulu, ada dua laki-laki yang berkelahi namun tidak ada yang kalah dan yang menang. Mereka tidak mempan oleh senjata. Mereka pun mencari cara lain yaitu dengan adu kekuatan kepala (Ntumbu). Sejak saat itulah Ntumbu berkembang menjadi sebuah seni tari tradisional yang memperkaya khasanah budaya Bima.
    Tari Wura Bongi Monca


Tarian ini merupak welcome dance. Sebuah tarian penyambutan dengan menabur beras kuning kea rah para tamu sebagai ungkapan selamat datang. Menurut falsafah masyarakat Bima, kunjungan tamu merupakan berkah bagi rakyat dan negeri. Ada secercah harapan, kegiatan kunjungan tersebut aman, lancer dan sukses serta mendapatkan ridho Allah SWT
.
 Tari Wura Bongi Monca

Atraksi ini dimainkan oleh dua orang laki-laki dengan bersenjatakan pedang. Dengan mengandalkan kemampuan memainkan pedang,menangkis, dan menyerang satu sama lain, para pemain diiringi alunan music tradisional Bima yang terdiri dari gendang, gong dan serunai. Konon, pada zaman dahulu ketika seseorang hendak ke medan perang, ada seorang perempuan yang mereka panggila Manca yang khsusu menyerahkan pedang. Manca berarti bibi. Mereka yakin bahwa setelah pedang itu disimpan dan diserahkan oleh bibi itu, mereka akan menang.

Tari Sampela Ajo Honggo
 
Tarian ini melukiskan kebiasaan para gadis di desa Maria Wawo di masa silam. Dengan pakaian khasnya, mereka berjalan menuju sebuah mata air Oi Wobo dan Oi Wontu untuk mengambil air, mandi dan mencuci. Mereka membawa Roa Dana( Tempayan yang terbuat dari tanah liat). Di dalamnya terdapat Cabai hutan, kemiri, serta potongan mangga muda yang telah dikeringkan yang nantinya semua bahan-bahan tersebut dicampur untuk dijadikan shampoo. Itulah sebabnya pada zaman dahulu, para gadis desa Maria rata-rata memiliki rambut hitam dan panjang terurai. Mereka bercengkerama serta bercanda ria di dekat mata air itu. Untuk menjaga diri, mereka dibekali dengan dengan beberapa ilmu bela diri seperti Gantao, manca, buja kadanda dan permainan keris.

Rawa Mbojo

Salah satu jenis music vocal yang diiringi Biola dan Gambo( sejenis Gambus khas Bima). Syair lagu yang dinyanyikan berisi pantun-pantun Bima yang penuh dengan nasehat, petuah dan kadang disampaikan dengan penuh jenaka.  Rawa Mbojo hampir merata di seluruh wilayah Bima. Yang membedakan adalah ritme dan syair pantun yang dilantunkan oleh para penyanyinya. Biasanya penyannyinya adalah seorang perempuan yang sangat mahir berpantun. Kemudian pantun itu berbalas dengan pemain biola atau gambo yang juga ahli bernyanyi Rawa Mbojo.
Salah satu seni budaya Mbojo yang merupakan ajang hiburan masyarakat tempo dulu adalah Rawa Mbojo. Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan.

Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge mengambarkan suasana laut dan gelombang. Syair dan pantun yang dilantunkan pun dikemukakan secara spontan sesuai keadaan. Itulah kelebihan dari para pelantun Rawa Mbojo. Meskipun tidak bisa membaca dan menulis, namn mereka sangan pawai melantunkannya secara spontanitas.

Tari Sagele



Sagele dan Arugele adalah tarian dan nyanyian yang berhubungan dengan tanam dan panen. Oleh karena itu, atraksi seni ini biasa digelar di sawah dan huma ketika mulai menanam maupun pada saat panen. Tarian dan nyanyian Arugele dibawakan oleh 6 sampai 8 orang perempuan baik dewasa maupun para gadis. Sambil menyanyi mereka memegang tongkat kayu yang ujungnya telah dibuat runcing dan ditancapkan ke tanah. Mereka berbaris dan melakukan gerakan menancapkan kayu yang diruncingkan itu kemudian menaburkan butir-butir padi, jagung atau kedelai ke tanah yang telah mereka lubangi dengan kayu runcing tadi. Sementara kaum lelaki mengikuti alunan langkah mereka untuk merapikan dan menutup kembali tanah yang telah ditaburi bibit tadi.

 Hadrah Rebana

Jenis atraksi kesenian ini telah berkembang pesat sejak abad ke-16. Hadrah Rebana merupakan jenis atraksi yang telah mendapat pengaruh ajaran islam. Syair lagu yang dinyanikan adalah lagu-lagu dalam bahasa Arab dan biasanya mengandung pesan-pesan rohani. Dengan berbekal 3 buah Rebana dan 6 sampai 12 penari, mereka mendendangkan lagu-lagu seperti Marhaban dan lain-lain. Hadrah Rebana biasa digelar pada acara WA’A CO’I (Antar Mahar), Sunatan maupun Khataman Alqur’an. Hingga saat ini Hadrah Rebana telah berkembang pesat sampai ke seluruh pelosok. Hal yang menggembirakan adalah Hadrah Rebana ini terus berkembang dan dikreasi oleh seniman di Bima. Dan banyak sekali karya-karya gerakan dan lagu-lagu yang mengiringi permainan Hadrah Rebana ini.
Semua atraksi kesenian dan tari-tarian ini oleh Pemerintah Kota Bima selalu di gelar pada setiap perayaan hari-hari besar daerah, propinsi dan nasional bahkan untuk menyambut para tamu-tamu pemerintahan, wisatawan dan kegiatan-kegiatan ceremonial lainnya yang terpusat di Paruga Nae (tempat khusus pagelaran seni budaya dengan arsitektur khas tradisional rumah adat Bima).

Atraksi Gantao

Jenis tarian ini berasal dari Sulawesi Selatan dengan nama asli Kuntao. Namun di Bima diberi nama Gantao. Atraksi seni yang mirip pencak silat ini berkembang pesat sejak abad ke-16 Masehi. Karena pada saat itu hubungan antara kesultanan Bima dengan Gowa dan Makasar sangat erat. Atraksi ini dapat dikategorikan dalam seni Bela diri (silat), dan dalam setiap gerakan selalu mengikuti aturan musik tradisional Bima (Gendang, Gong, Tawa-tawa dan Sarone). Pada zaman dahulu setiap acara-acara di dalam lingkungan Istana Gantao selalu digelar dan menjadi ajang bertemunya para pendekar dari seluruh pelosok, hingga saat ini Gantao masih tetap lestari detengah-tengah masyarakat Bima dan selalu digelar pada acara sunatan maupun perkawinan)
Read »

SEJARAH OM BOB MARLEY

     Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae,

melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.

One Love! One Heart!
Lets get together and feel all right.
Hear the children cryin (One Love!);
Hear the children cryin (One Heart!)
(One Love / People Get Ready)

Dreadlock
Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.

Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.

Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.

Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum “Dread” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlocks—tatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari).

Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para “baldhead” (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylon—istilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968.

Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen.

Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas
Read »

Wisata Pulau Di Gili Trawangan

http://rastayoman.blogspot.com/2013/08/gili-trawangan-pilihan-berlibur-akhir.html

Gili Trawangan di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, ramai dikunjungi wisatawan yang berlibur akhir pekan untuk menikmati keindahan alam di obyek wisata bahari itu.
Eksekutif Asisten Manager Vila Ombak Gili Trawangan I Made Mada yang dihubungi dari Mataram, Jumat (7/6/2013), mengatakan sejak Kamis (6/6/2013) seluruh kamar sudah penuh dipesan tamu yang libur akhir pekan pada Sabtu dan Minggu.
"Saat ini sebenarnya sedang musim sepi wisatawan, namun pada setiap akhir pekan selalu ramai. Para wisatawan memilih obyek wisata Gili Trawangan sebagai tempat berlibur akhir pekan," katanya.

Karena itu, lanjut Mada, musim sepi kunjungan wisatawan itu bisa diatasi dengan ramainya kunjungan para tamu yang libur akhir pekan di destinasi wisata ini.

Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Komunikasi Kabupaten Lombok Utara, Sinar Wugiyarno mengatakan realisasi kunjungan wisatawan selama 2012 mencapai 416.000 orang, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara.
"Kami optimistis target kunjungan 500.000 wisatawan pada 2013 mampu kita wujudkan, karena sejak awal 2013 arus kunjungan wisatawan cukup ramai. Pada perayaan tahun baru 2013 tercatat sebanyak 9.000 wisatawan mengunjungi Gili Trawangan," katanya.
Objek wisata bahari Gili Trawangan, menurut Sinar, merupakan salah satu destinasi andalan Kabupaten Lombok Utara yang paling ramai dikunjungi wisatawan. Belum lagi obyek wisata lain yang juga ramai didatangi turis.

Kalau target kunjungan pada 2013 di Kabupaten Lombok Utara tercapai ini berarti kabupaten Lombok Utara yang baru berusia empat tahun mampu menyumbang 40 persen dari target kunjungan wisatawan di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang pada 2013 sebanyak dua juta orang.

Sinar mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara sejak kabupaten ini terbentuk, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Beberapa kawasan wisata menjadi unggulan di Kabupaten Lombok Utara, misalnya  Gili Trawangan di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, yang semakin diminati wisatawan.
"Ini juga mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang sekitar 70 persen disumbang dari sektor pariwisata," ujarnya.

Menurut Sinar, pihaknnya akan terus melakukan pembenahan destinasi wisata guna memberikan kenyamanan kepada para wisatawan untuk menikmati obyek wisata tersebut.

"Kita telah melakukan upaya pembenahan di Gili Trawangan dengan membangun jalan lingkar sepanjang tujuh kilometer untuk memberikan kenyamanan kepada para wisatawan mengelilingi gili dengan menggunakan cidomo (sejenis kereta kuda) atau sepeda," ujarnya.

Tiga gili, yani Trawangan, Meno dan Air hingga kini masih merupakan obyek wisata bebas polusi, karena masyarakat setempat melarang kendaraan beroperasi di pulau-pulau kecil itu.

Read »

SEJARAH MUSIK REGGAE

"Musik Jamaica Pendahulu"
Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut "Burru" yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut "talking drums" (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. "Jonkanoo" adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu.



Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika
Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk
sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik
sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker,
scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada
tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang
menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati
sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya
disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing,
Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band
dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat "bop". Ska
kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian "skankin"
pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the
Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai
pencipta "ska". Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya
pada pertengahan 60an memunculkan "Rock Steady" yang punta tune bass
berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan
menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

"Reggae N Rasta"

Bob Marley tentunya adalah bintang musik "dunia ketiga" pertama yang jadi
penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan
reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang
sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley.
Ditambah lagi dengan hadirnya "The Harder they Come" pada tahun 1973,
Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian
memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti
Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita
Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah
jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley
untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini
tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan
Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music,
musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu
kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling
alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta,
menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di
Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami
tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile
Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah
Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan
Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai
kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.

"Apa sih Reggae"

Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.

"Ngga asli Jamaika lho!"

Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari
New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari
New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio
Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan
gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan
R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim
panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus
tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu,
Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan
interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan
musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan
sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato
rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu
memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan
cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai,
kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.

"It's Influences"

Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya
menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua
dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang
Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees.
Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari
dunia tersendiri. Budaya 'Dancehall' Jamaika yang menonjol plus sound
system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan
lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan
yang luar biasa. Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah
diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.

Read »

Kontroversi Rastafarian sebagai Agama Baru

 

    Kamis (22/3) siang, bertempat di Smart Room Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Komunitas Kembang Merak menyelenggarakan diskusi buku mengenai kaum Rastafarian. Melalui buku teranyarnya, Agama Rastafarian: Tuhan, Ganja, Rambut Gimbal, dan Perlawanan, Rehan Sapto Rosada bak meramalkan masa depan agama kaum Rasta. Perdebatan atas status Rastafarian—apakah ia adalah agama ataukah jalan hidup—pun mewarnai diskusi buku siang itu.
Rehan memulai acara dengan menjelaskan ihwal gerakan Rastafarian yang bermula di Jamaika pada 1930. Menurutnya, leksem Rastafarian berasal dari nama Kaisar Afrika, Haile Selassie I, yang lebih dikenal luas dengan julukan Ras Täfäri. Inti ajarannya adalah kembali ke tanah perjanjian (kaum Rasta menyebutnya “Sion”), Afrika, dan mengajak masyarakat ras negroid Afrika untuk hidup menyatu dengan alam.
Bahkan, untuk menentang diskriminasi atas perbedaan warna kulit, ras, dan agama, pada 1963, Haile Selassie I memberikan war speech. “Dalam pidatonya, ia menginginkan agar tidak ada bangsa inferior dan superior. Bila itu dipermasalahkan, akan selalu ada perang di seluruh dunia,” jelas Wobal Kincai, pelaku reggae Yogyakarta dan pemerhati rastafarian.
Gerakan Rastafarian kemudian berkembang terutama setelah Marcus Garvey menganjurkan agar mereka lepas dari jajahan masyarakat kulit putih. “Dalam sejarah, ada satu hal yang tetap, yaitu penindasan,” ungkap panelis, Jimmy Jeniarto. Menurutnya, penindasan ekonomi politik menggiring pada perlawanan, baik itu perlawanan dalam bentuk agama, budaya, ataupun ideologi sekuler.
Bermula sebagai the way of life, Rastafarian terkenal dengan enam ciri utama: konsumsi ganja, dreadlocks, makanan ital, empat warna bendera, simbol heksagram, dan jubah bergambar Lion of Judah. Rehan memaparkan keenamnya sebagai wujud ritual kaum Rastafarian. “Rastafarian bisa dianggap mengarah berubah menjadi agama budaya karena sudah dianut begitu banyak orang dan punya ritual,” ujar Rehan.
Menurut Rehan, kaum Rasta mengonsumsi ganja sebagai bentuk penghormatan pada ajaran Tuhan dalam kitab mereka. Bahkan, untuk mengolok-olok penindasan yang dilakukan masyarakat kulit putih, kaum Rasta menyesap ganja sembari membaca injil kaum Kristiani. Dengan dreadlocks (bentuk rambut gimbal), mereka mengunci rasa takut dari perintah Tuhan dan menggunakannya sebagai reaksi penolakan atas kapitalisme.
Sementara itu, Rehan menambahkan, untuk hidup, kaum Rasta sepenuhnya bergantung pada alam, mereka menyebutnya ital foods, yang berakar dari kata ‘vital’.  Mereka pun—dengan musik reggae-nya yang populer—identik dengan warna merah, hijau, emas, dan hitam; merah berarti martir, hijau bermakna kedekatan dengan alam, emas menunjukkan kekayaan Afrika, dan hitam untuk menyampaikan bahwa gerakan tersebut diprakarsai oleh orang kulit hitam. Umumnya, kaum Rasta dekat dengan simbol heksagram yang melambangkan Raja David dan Lion of Judah yang menjadi perlambang Ketuhanan dalam kitab mereka.
Semua ciri tersebut, ditambah dengan kepercayaan Kaum Rasta terhadap Ras Täfäri sebagai juru selamat, menunjukkan benih-benih Rastafarian sebagai bentuk agama baru.  “Bahkan, UNICEF di tahun 1996 menyepakati Rastafarian sebagai suatu gerakan religius,” tambah Rehan.
Di lain pihak, Wobal, yang juga bergiat sebagai pengelola laman situs Nusareggae.or.id, menolak penyebutan Rastafarian sebagai agama. “Bahkan ketika saya menghubungi seorang teman, mereka menganggap Rastafarian sebagai livity, dari bahasa Patois, yaitu ringan seperti cahaya,” tuturnya. Namun, tambahnya, tidak semua orang berciri khas Rastafarian menganut jalan hidup itu sepenuhnya.
Karena menurut Wobal, walau masyarakat umum biasa mengasosiasikan musik reggae dengan Rastafarian, kaum Rasta sendiri tidak menggunakan reggae sebagai musik dalam ritualnya. Di perkampungan Bobo Shanti—di mana sekte Rastafarian terbesar berkumpul—mereka biasa melantunkan lagu-lagu pujian (chants) a la Nyanbinghi. Adalah film The Harder They Come yang banyak berisikan soundtrack bergenre reggae-lah yang awalnya menyebarkan musik reggae ke seluruh dunia. Dari sana kelihatan, tidak semua pemusik regga  juga adalah seorang Rastafarian. “Tapi, banyak musisi awal reggae yang memang menggunakan spirit Rastafarian dalam karyanya, seperti Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailers, dan Lee “Scratch” Perry,” tutur Wobal.
Menjelang akhir acara, Babon, seorang peserta diskusi yang menggemari reggae dan berambut gimbal, turut menyampaikan penolakannya.  Menurutnya, kaum Rasta tentu akan menolak keras penyebutan Rastafarian sebagai agama. Kaum Rasta mempercayai roots setiap manusia adalah sebagai seorang rasta. Bila ditanyai sejak kapan menjadi Rastaman, mereka cenderung akan menjawab “From ever since”. “Rastafarian itu filosofi mistik tentang cinta, perdamaian. Sekarang pertanyaannya, kita mau enggak menempuh jalan itu?”
Read »

Jeritan Suara Hati Anak Bangsa

     Merespon kabar harga BBM di Indonesia yang akan dinaikan pada tanggal 09 juni 2013 banyak sekali suara-suara yang menolak, mengecam, maupun memprotes serta mendemo secara besar-besaran atas tindakan pemerintah tersebut.
Penduduk Indonesia menganggap bahwa ini semua tidak adil, bagi rakyat kecil.
Dan juga berita mengenai kenaikan Harga BBM tahun 2013 ini membuat pro dan kontra dari berbagai pihak. Karena kenaikan harga BBM pastinya akan mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok di pasaran. Berbagai macam aksi penolakan harga BBM terus di lakukan oleh berbagai kalangan baik mahasiswa, buruh maupun pihak lainnya.

Bukan hanya tentang kenaikan harga BBM yang terjadi di Indonesia tapi kasus Korupsi yang semakin merajarela di kalangan pemerintah akhir-akhir ini. "Kucing apa yang di kasih ikan gak menolak"
Berikut beberapa contoh Jeritan Suara-Suara Hati Anak Bangsa yang memprotes para Koruptor dan kabar tentang kenaikan harga BBM :

    "Sharusnya mereka-mereka itu prihatin sma kondisi ekonomi orang-orang yg serbah kekurangan. Mereka kerja keras dengan keringat yang bercua-cuarr di pipi mereka. Hanya untuk sesuap nasi agar ada yang mengganjal perut mereka supaya tidak kelaparan dan dapat tidur dengan nyenyak lalu kemudian besok pagi harus bangun dan mleakukan kembli aktivitas yang sama. Sedangkan, orang yang cuma ongkang-ongkang kaki lalu kemudian bisa dapat uang yang banyak.."

" Seharusnya para koruptor bangsa ini bisa menyempatkan waktunya untuk sejenak berdiri di atas puncak gunung, tidak hanya duduk di atas kursi yang percuma itu saja, agar mereka tahu tata cara berdekat-dekatan dengan tuhanya adalah dengan menikmati keindahan ciptaanNya."

    "Makanya,pemerintah jangan membudidayakan korupsi turun temurun,tapi wariskanlah kejujuran,tekun,ulet dalam berkerja dan berusaha....jadi tadak ada yang namanya korupsi 7 turunan. Kala sudah pada demo sana sini kan repot jadinya......."

"MENAIKAN BBM BUKAN MENJADI PENYELESAIAN MASALAH... JUSTRU MENIMBULKAN MASALAH BARU :D"

    "kalo demo dengan cara anarkis gitu jangan bawa nama mahasiswa, karena cara seperti itu ngga mencerminkan sikap orang berpendidikan...orang tua biayai kita kuliah untuk jadi orang berpendidikan, bukan untuk jadi perusuh."

"smua pada bodoh.. ngapain si cape-cape demo tolak kenaikan BBM, kan naiknya tgl 8 juni.  masih aja pada percaya =))"

     "Makanya itu mereka hidup dengan kemewahan dengan hasil korupsi yg luar biasa banyaknya yang dapat menelantarkan sodara-sodaralita yang sekarang hidup masih butuh bantuan,mereka menikmati hak yang bukan miliknya hausnya mereka malu dengan sodara-sodara kita yang masih di bilang pendidikan mereka masih terbatas,mereka yang pendidikanya yang hilang sama sekali luar biasa tapi apa nyatanya pendidikan sodara-sodara kita yang harusnya diberi jempol karna mereka lebih bijaksana untuk mengikhlaskn apa yang harus jadi milik mereka dan dan di berikan kepada mereka yang tidak bertanggung jawab
Di atas merupakan beberapa contoh dari sekian banyaknya jeritan-jeritan suara hati anak bangsa. Inilah kehidupan penuh dengan goda'an dan tipuan, siapa yang kuat akan bertahan tapi yang lemah akan berantakan (salah satu Lirik lagu BF2B :D )

 Semoga keada'an Negara Indonesia di bidang ekonomi segera membaik, sehingga tidak ada yang di rugikan maupun diuntungkan. Dan juga semoga para pemerintah yang berada di atas akan mempunyai kesadaran serta tanggung jawab yang berwibawa terhadap tugasnya. Kemudian semoga para Anak Bangsa dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Aminn,,,Aminnn,,,Aminn,,, :)

Read »

Suara Hati Anak Jalanan

      Aku menatap kaca mobil mewah itu dengan tangan terbuka.
Berharap mendapat belas kasihan dari si orang kaya ini. Berharap satu lembar uang ribuan atau satu koin 500an untuk aku berikan pada orang tuaku.
Aku sebenernya tak suka seperti ini.

Aku lebih suka bermain-main bersama-sama teman sebayaku, atau pergi ke sekolah beramai-ramai seperti yang di lakukan anak-anak lain seumurku.
Aku tak mengerti kenapa orang tuaku menyuruhku turun ke jalan dan menapaki hidup setiap hari di pinggir jalan seperti ini.


Tak terhitung berapa kali knalpot panas dari motor yang sedang berhenti di lampu merah itu mengenai kakiku dan membuatnya semakin hari semakin coreng moreng di tubuhku yang sudah menghitam legam karena cahaya matahari yang selalu membakar tubuhku.
Banyak orang menatapku dengan iba, tapi hanya sebatas itu. Mereka lalu pergi dan mengabaikanku.
Tapi ada juga beberapa orang yang berbaik hati menghampiriku, tersenyum tipis dan memberiku lembaran ribuan atau recehan.
Aku tak suka tidur dipinggir jembatan busway itu, atau di kolong jembatan ini.
Aku tak suka semua kekotoran yang menempel di tubuhku ini.
Aku benar-benar tak suka.
Tapi aku tak mengerti bagaimana caranya supaya aku bisa seperti anak-anak lain yang tubuhnya bersih dan terawat. Berjalan bergandengan tangan bersama ayah dan ibunya dengan penuh canda tawa dan kebahagiaan.
Aku? Melihat wajah ibuku saja aku hanya malam hari. Dan dia pun sudah tertidur. Mungkin dia juga lelah.
Aku tak pernah mengenal dan mengerti arti kasih sayang.
Akh.. kenapa mereka mengatakan aku nakal?
Aku hanya tidak mengerti bagaimana berkata-kata dan bersikap yang baik.
Ayah-ibu dan lingkunganku tak pernah mengajariku untuk bisa berlaku “baik”.
Aku hanya mencontoh orang-orang disekitarku yang sering aku lihat dan aku hadapi.
Aku sungguh heran mendapati diriku setiap hari bisa bangun dan terjaga dalam tubuh yang masih sehat.
Aku tak tau kekuatan dari mana yang membuatku terus bertahan menapaki hidup dan kerasnya arus hidup jalanan.
Pernah terdengar olehku, ada Tuhan dan malaikat-NYA yang menjagaiku selalu.
Akh.. aku tak tau itu..
Aku tak pernah melihat-NYA.
Tapi pasti ada yang menjagaiku ketika aku tertidur lelap karena kelelahan.
Catatan:
Aku pribadi merasa berat menuliskan ini.
Pasti apa yang dirasakan anak-anak jalanan yang malang itu lebih-lebih dari apa yang aku tuliskan di atas.
Anak-anak yang seharusnya masih bermain bersama teman-teman sebayanya sudah harus turun ke jalan dan mencari uang.
Tentu mereka kurang berkembang..
Tubuhnya, otaknya, perilakunya, sopan santunnya, spiritualitasnya..
Sedih sekali melihat di jakarta ini banyak sekali anak-anak jalanan yang terlantar dan tak terurus.
Mereka bertumbuh setiap harinya -sendiri-.
Tak ada tuntunan yang benar dan baik dari orang tua maupun dari lingkungannya.
mereka terlalu dini mengenal kerasnya hidup :(
Duh.. apa yang bisa aku lakukan?
Read »

Manfaat Ganja

Manfaat Ganja
      (penting untuk dibaca sebagai perenungan)
selalu saja reggae dikaitkan dgn ganj*. ada beberapa pertanyaan yg mungkin anda bisa menjawabnya secara jujur:
apa manfaat riil ganj* utk reggae?
apakah ganj* bisa membuat genre ini langsung meroket mengalahkan dominasi genre musik yg tengah ramai kita tonton di layar televisi dgn sederet kode-kode nsp-nya?
apakah masyarakat penggemar atau pecinta musik reggae mendapatkan manfaat positif ganj*, terlebih lagi itu memang memiliki unsur ilegal secara hukum yg berlaku negara Indonesia?

apakah ganj* memang bisa bermanfaat bagi kesehatan tapi ganj* juga memiliki bahaya( Bahaya ganja)? lalu kenapa tidak ada penelitian medis yg menyatakan dengan tegas secara massif ke publik di planet bumi ini hingga penelitian atau penemuannya memenangkan sebuah nobel?
apakah ganj* bisa membuat kita terlihat atau menjadikan kita sakti mandraguna bahkan cemerlang menjadi orang hebat di masa depan (khususnya generasi muda)? apakah ganj* dilegalisasi dpt menjawab sekaligus merupakan sebuah solusi jitu terhadap segala problematika yg tengah dihadapi oleh negeri ini?
apakah anda yakin masyarakat indonesia khusus generasi muda, sudah dewasa spt di negara eropa (salah satunya: belanda) dimana ganj* dianggap sebagai soft-drugs? dan realitanya masyarakat disana sudah jauh lebih matang dan dewasa dalam menyikapnya segala hal, perlu diketahui pula ternyata disana juga tidak bisa di sembarang tempat dan seenaknya seperti menghisap sebatang rokok, disana hanya bisa di satu tempat saja, itu pun tdk semua tempat. bahkan pada belakangan ini hampir di semua ruang publik para perokok pun sdh sgt dibatasi bahkan dilokasir (hampir sebagian mall atau pusat perbelanjaan sdh membuat smoking area selalu berada dekat lift atau tangga darurat).

jawaban atas pertanyaan diatas tersebut jelas TIDAK karena tidak ada manfaat riil dari ganj*. perihal ganj* erat dgn budaya rastafari, ahh jadi ada pertanyaan lagi:

     apakah kita harus mengadopsi budaya tsb sebagai simbol atau jati diri sebagai pecinta musik reggae khususnya pecinta musik di Indonesia? apakah Bob Marley, Peter Tosh dan lain sebagainya memakai ganj*, lalu secara serta-merta kita harus serupa atau bahasa trend sekarang menjadi "wanna be" dalam kebiasaan mereka?
esensinya, bukan tabu atau anti atau mencampur-adukannya dgn reggae atau lain-lainnya, pertanyaannya adalah: kenapa juga kita harus mencampur-adukan ke dalam reggae? Urusan anda pro-ganj*, itu urusan privasi anda, dan maaf, itu bukan urusan yg harus diketahui oleh publik. apalagi ganj* barang ilegal dimuka jagat bumi  pertiwi ini.
Ingin dianggap sebagai “gue anak reggae” dengan membawa barang illegal kemudian menghisapnya sambil joget di acara gigs reggae adalah tindakan yang teramat bodoh terhadap diri sendiri. Kedapatan membawa barang illegal tersebut dapat membuat kalian kehilangan masa depan. Satu gram saja, ada pasal dan undang-undang yang dapat menjerat siapapun diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia, yang notabene memang secara hukum mengharamkan barang tersebut. .
Maka, melalui catatan ini, dengan ketulusan hati dan semangat positif. Mari kita bangun bersama citra atau image musik reggae menjadi musik cinta damai penuh persaudaraan. Kini saatnya, kita usung musik reggae dengan hal-hal yang positif dan penuh persaudaraan tanpa embel-embel.
 http://rastayoman.blogspot.com/

Read »

Vespa Dan Reggae

Reggae INDONESIA

     Disini kita akan mengupas tuntas tentang vespa dan musik reggae.. dan menambah wawasan kita tentang apa itu vespa dan apa itu musik reggae
Mari kita semua membuka hati. Inilah Reggae Indonesia, Reggae kita semua!
Saya berpikir, satu sama lain janganlah memaksakan kehendak. Reggae memang musik Rebel. Tapi apakah salah, ketika orang menikmati musik Reggae hanya untuk kesenangan semata? Kesenangan yang saya maksudkan di sini adalah kepuasan batin secara pribadi terhadap irama musik Reggae.

Ingat saudara-saudaraku, mengutip lirik Ras Muhamad - Duta Reggae Indonesia, Reggae bukan hanya Bob Marley saja. Saya sangat setuju sekali terhadap Anda yang dengan setia meproklamirkan Musik Reggae adalah Musik Rebel. Tapi, pada kenyataannya, Musik Reggae lahir sebagai proses bermusik para musisi di Ranah Jamaika.
Ingatkah Anda semua, dengan lagu Do The Reggay...

DO THE REGGAY (TOOTS & THE MAYTALS)
I got a rich one (yeah)... Aku punya satu kekayaan
Do you love me? (yeah)... Apakah kau mencintaiku?
Do you really want me? (yeah)... Anda benar-benar menginganku?
with all your heart (yeah)... Dengan sepenuh hati
I want to do the reggay (yeah)... Saya ingin melakukan Reggay
With you (yeah)... Denganmu
Come onto me (Let's)... Datang kepadaku
Do the dance (yeah)... Melakukan tarian
Is this the new dance? (yeah)... Apakah ini tarian
baru?

Going around the town? (yeah)... Terjadi di seluruh kota?
We can move you baby (then)... Kami dapat menggerakkan Anda
Do the reggay (x2)... Lakukan Reggay (Reggae)
reggay reggay reggay... Reggay (Reggae Reggae Reggae)
La la la la la laaaa


       Itulah lagu Reggae pertama, yang memberikan gambaran tentang entitas dari kata Reggae (yang berawal dari kata Reggay) yang lebih mengidentikkan kepada sebuah tarian. Saya memberikan sebuah apresiasi yang besar kepada saudara-saudaraku yang telah meneriakkan Rebel dalam Reggae Indonesia, dengan mengadopsi syair-syair lagu Bob marley. Tapi saya akan memberikan apresiasi yang lebih besar ketika Anda tidak memaksakan kehendak agar orang lain ikut dengan Anda untuk meneriakkan itu semua. Tidak ada salahnya, bila sesorang menikmati Reggae hanya untuk kepuasan dirinya semata.

Saya sangat miris ketika orang yang sering mengadopsi kata Jah Bless pada setiap posting ataupun komennya. Perlu diingat, Reggae ataupun Rebel bukanlah Rasta, begitupun sebaliknya. Kita tidak harus mengucapkan kata Jah Bless, ketika kita mengikrakan diri sebagai seorang yang mencintai musik Reggae ataupun sebagai seorang yang Rebel. Kita semua masih memiliki Agama masing-masing. Kata Jah adalah sebuah singkatan dari kata Jehovah, sebuah sebutan untuk Tuhan bagi Kaum Rastafarian yang mengkultuskan Haile Selassie I sebagai Tuhan mereka.
Reggae, Rebel, dan Rastafarian adalah tiga unsur yang sangat melekat pada diri Bob Marley sebagai Musisi Legenda Dunia (Reggae), Tokoh Pergerakan Jamaika (Rebel), dan Pendakwah Ajaran Rastafarian melalui lagu-lagunya (Rasta). Sehingga kita semua harus bisa menafsirkan dengan akal sehat dan kondisi yang tepat atas semua lirik dari lagu-lagu Bob Marley.

Bahkan secara tidak langsung, Ganja merupakan warisan Bob Marley sebagai penghayat Rastafarianisme. Namun sangat disayangkan, banyak orang yang melihat Ganja dan Bob Marley adalah Reggae. Bagi saya, Ganja dan Bob Marley adalah Rastafarianisme. Begitu juga dengan Rebel. Rebel dan Bob Marley adalah Pergerakan di Jamaika. Sedangkan Reggae dan Bob Marley adalah Jamaican Music, karena Bob Marley juga pernah bermain Ska dan Rocksteady, yang lebih awal lahir dan populer di Jamaika. Inilah fakta, mengapa banyak orang melihat Reggae, Rebel, dan Rasta adalah satu kesatuan. Hal itu menjadi benar adanya ketika kita meneropong sosok Bob Marley. Tapi ketika kita bahas secara satu persatu pada kata Reggae, Rebel, dan Rasta; Sesungguhnya itu semua memiliki sekat yang memisahkan dan seharusnya memang tidak dibahas secara komprehensif dalam satu pembahasan.

Reggae adalah Jamaican Music yang lahir sebagai proses dari kejenuhan para musisi Jamaika ketika memainkan irama Ska dan Rocksteady yang memiliki beat lebih cepat. Rebel adalah pergerakan yang dilatarbelakangi oleh keadaan hidup Bob Marley dan Jamaika yang diwarnai oleh penindasan dan penjajahan Kaum Babylon terhadap penduduk Jamaika. Rasta adalah ajaran yang dianut oleh Bob Marley, di mana pada ajaran itu Kaisar Ethiopia (1930-1974), Haile Selassie I (yang memiliki nama asli Ras Tafari Makkonen) dianggap sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Jah (nama untuk Allah bagi Kaum Rastafarianisme, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James).

Intinya; Reggae, Rebel, dan Rasta merupakan kata yang dapat dipisahkan. Kalau Anda memaksakan orang untuk Rebel, karena Bob Marley meneriakkan kata Rebel; Apakah Anda juga ingin memaksakan ajaran Rastafarianisme dengan meneriakkan kata Jah Bless?
Ingat saudara-saudaraku, kita semua memiliki agama dan kebebasan. Tidak mudah untuk menjadi seorang Rastafarianisme dan menerjemahkan kata kebebasan. Rastafarianisme adalah ajaran hidup yang dilatarbelakangi oleh tuntutan kebebasan dan bukan sekadar mengucapkan Jah Bless.

Reggae Indonesia kini juga sudah memiliki beberapa Musisi Besar dan memiliki fatwa-fatwa dalam lirik-liriknya. Sebut saja, Tony Q Rastafara, Mas Anies Saichu, Asian Roots, Steven Jam, Gangstarasta, Ras Muhamad, Richard D'Gillis, The Paps, Another Project, Marapu, Lodse', Burger Time, dan masih banyak yang lainnya. Bagi saya, lirik-lirik mereka lebih relevan dengan situasi dan kondisi bangsa kita.

Mari budayakan: Keregaean yang adil dan beradab. Reggae adalah musik kebebasan. Tentu saja kebebasan yang bertanggung jawab.

Saya tidak minum alkohol bukan karena saya seorang Rastafarianisme (Karena di dalam Rastafarianisme dilarang untuk mengonsumsi alkohol). Saya juga tidak mengganja. Tidak untuk berhura-hura ataupun yang dilakukan oleh Bob Marley sebagai seorang Rastafarianisme untuk lebih mendekatkan kepada Jah-nya; Sekali lagi karena memang saya bukan seorang Rastafarian, maka saya tidak menghisap ganja. Tapi tanpa itu semua, saya masih bisa menyukai dan menikmati Reggae.

Salam Damai Reggae Indonesia!
http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Antara Vespa Dengan Musik Reggae

http://rastayoman.blogspot.com/
     kata sebagian orang berpendapat, komunitas vespa tanpa musik reage bagaikan bersin tanpa oli samping, keduanya saling berkaitan satu dengan yang lainya. Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi diantara sebagian besar skutermania yang menyamakan antara filosofi seorang skuter mania yang mengembara di jalan dengan rastamania.
Selidik punya selidik, agak merunut kebelakang serta menggabungkan bagaimana bisa musik yang notabennya berasal dari masyarakat negro Jamaika
bisa masuk dan betah mendekam di indra dengar kalangan scooterist yang awalnya booming dinegeri Victoria (baca Inggris). Ceritanya begini, dulu ditahun-tahun 60′an, kaum muda kota London tengah marak dengan lahirnya berbagai aliran baru (subculture) dan salah satunya Mod.
Mod lahir dari bentuk ketidak-puasan masyarakat ‘akar rumput’ terutama digenerasi muda akan sistem pemerintahan monarki yang memang sudah menjadi trade mark negara tersebut. Kesenjangan bermasyarakat antara kaum ‘bangsawan’ dengan rakyat kelas 2 adalah sumber utama dari lahirnya paham-paham baru yang kerap kali menghiasi majemuknya kehidupan warga dikota besar Inggris sana. Lha terus apa hubungannya antara Mod, Reggae, dan Vespa Mania sekarang ini?

Okeiii…atur nafas dulu, ambil segelas kopi dan siapkan cemilan sebelum melanjutkan membaca. hahahaii
tapi ngomong - ngmong siapa sih yang mempopulerkar musik reage sampai bisa sepopuler sekarang?
hayooo, ada yang tau gak?
yupz benar sekali, musik reage dipopulerkan oleh orang - orang ini.
Ini nih ‘biang’nya musik reggae…Bob Marley and The Wailers.
             Lantas bagaimana bisa musik yang dianggap sebagai musik import malah menjadi musik tuan rumah bagi kaum Vespa mania disini?. Hal tersebut terkait dengan life style kaum scooterist itu sendiri dimana awal-awalnya menyangkutkan budaya Mod dengan generasi penikmat Vespa lokal, sama-sama menganggap dirinya sebagai golongan kelas 2 yang anti kemapanan…maklum ‘rata-rata’ Vespa-goers adalah ‘wong cilik’. Nah sejak itu bagaikan wabah, musik reggae berkembang pesat keseantero pelosok negeri ini dikalangan scooterist. Dan seperti sudah menjadi sugesti jika ada acara kumpul-kumpul antar sesama sealiran tidak lengkap rasanya jika tidak dimeriahkan selingan musik reggae sebagai penghibur.
nah. . sejak saat itu dimana ada musik reage disitu pasti ada para  Scooterist brotherhood.

Read »

Sejarah Musik Blues


http://rastayoman.blogspot.com/

Posted In Music, Sejarah   

TulisArtikel – Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and respone itu diyakini publik AS dipopulerkan WC Handy (1873-1958).

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim? Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan âۉ€Å“ panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunita kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan suara adzan âۉ€Å“ berisi tentang keagungan Tuhan. Seperti halnya lantunan adzan, lagu Levee Camp Holler itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya.

Publik yang hadir di ruangan itu pun takjub dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti papar Diouf. Mereka berkata, , benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam) Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,cetus Curiel.

Mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Namun, sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya, They Came before Columbus, membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara, papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik Blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka mainkan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak.

Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Kubik menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. Saya yakin banyak penyanyi Blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab,cetusnya.

Secara akademis Prof Kubik telah membuktikannya. Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papr Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meski telah dibuktikan secara akademis, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami, ungkap Barry Danielian, seorang pemain teompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran yang bisa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. Dalam jamaah saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, Ketika kami berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang dan kami melantunkan doa, pasti terdengar sangat musikal. Anda akan mendengar musikal itu seperti orang Amerika menyebut Blues.

Begitulah tradisi Islam di AS telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues.[undergroundtauhid.com](hans/tls
- See more at: http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Islam Negeri 'The Reggae Boyz'

Geliat Islam Negeri 'The Reggae Boyz'

REPUBLIKA.CO.ID, Perlahan tapi pasti, Islam bergeliat di Jamaika. Banyak fase yang dilalui Muslim Jamaika sebelum akhirnya mereka bisa menikmati kebebasan beragama layaknya saudaranya di seluruh dunia.

Seperti dikutip The Carribean Muslim, Islam pertama kali datang ke Jamaika dibawa oleh bangsa Afrika Barat, terutama dari kawasan Gold Coast, yaitu Ghana, Nigeria, Mali, Benin, dan Togo. Mereka merupakan para budak yang diperjualbelikan. Menggunakan kapal, para budak Afrika tersebut dijual ke Jamaika.

Kendati memiliki sejarah panjang, Islam tidak menjadi agama mayoritas. Ini karena, pada awalnya Islam dibawa budak. Setiap budak tidak diperkenankan mengajar anak-anak mereka, baik membaca menulis, termasuk mengajarkan ajaran dan budaya Islam. Mereka wajib menurut pada majikan. Jika tidak, siksaan cambuk atau rantai akan menjadi santapan sehari-hari.

Saat ini Islam berpotensi diterima masyarakat Jamaika. Antara Muslimin dan masyarakat umum pun dapat hidup berdampingan. Berbagai organisasi pendidikan telah berdiri. Begitu pula dengan bangunan masjid. Saat ini Muslimin Jamaika dikabarkan baru saja membangun masjid baru di Bushy Park dekat Old Harbour, Kota http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Penyanyi Reggae Yang Meng-islamkan Tiga Ribu Tentara Amerika


Abu Ameenah Bilal Philips bernama asli Dennis Bradley Philips. Dia berdarah Jamaika namun masa kecilnya dihabiskan di Kanada.

Perjalanannya mengenal Islam menarik untuk disimak.Situs islamictoday.com menuliskan sebelum menjadi muslim, Philips menganut musik dan cinta sebagai agamanya. Dibesarkan dalam kultur musik Jamaika kental membuat ia memilih menjadi gitaris.

Di kesengsem Jimi Hendrix dan Bob Marley. Saat berkuliah di Universitas Simon Frasier, Kota Vancouver, Kanada, dia kerap ngamen di klub dan kafe mempertontonkan kemahirannya bermain musik.

Bermain musik memberikan kesempatan pria kelahiran Jamaika, 6 Januari 1946, ini menjelajah ke berbagai negara, termasuk Malaysia dan Indonesia pada 1960-an. Di dua negara berpenduduk mayoritas Islam ini, Philips mulai tertarik mempelajari agama Nabi Muhammad, seperti dilansir surat kabar Gulf Today.

Balik ke negaranya pada 1972, lelaki berjanggut ini memutuskan mempelajari Islam secara intensif. Dia kerap berdiskusi dengan para cendekiawan muslim dan mempelajari buku-buku agama rahmatan lil alamin ini.

Tak perlu waktu cukup banyak, beberapa bulan kemudian Philips mengucapkan dua kalimat syahadat, tanda sumpah serta pengakuan keesaan Allah dan Rasulullah sebagai utusanNya.Setelah menjadi muslim, Philips memutuskan berhenti menjadi musikus dan mempelajari agama barunya lebih dalam.

Dia mengaku tidak nyaman lagi bermusik. "Menjadi artis rentan terhadap perilaku dilarang Allah seperti obat-obatan, seks bebas, perempuan, dan pergaulan salah. Saya tidak mau seperti itu lagi," ujarnya.Dia kembali bersekolah dengan mendaftarkan diri ke jurusan studi Islam di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Alasannya, dia ingin belajar Islam dari klasik di kota-kota bersejarah dan bukan budaya prakteknya. "Beda lingkungan akan berbeda menerjemahkan Islam," kata Philips.Kelar di Universitas Madinah, Philips terus belajar. Kali ini dia mendaftar program master di Universitas Riyadh.

Selain berkuliah, dia juga nyambi menjadi pembawa acara Why Islam di Channel Two, stasiun televisi milik pemerintah Saudi. Acara seputar wawancara dengan para muallaf dari berbagai latar belakang dan ketertarikan mereka mempelajari Islam.

Dengan membawa acara itu, Philips mengaku imannya semakin kuat. Tak cuma menjadi presenter, dia juga menulis buku, antara lain Poligami dalam Islam dan Prinsip Dasar Iman dalam Islam.Kelar kuliah S2 pada 1990-an, Philips bekerja di departemen agama markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di Ibu Kota Riyadh.

Kala itu Perang Teluk tengah berkecamuk. Irak menginvansi ke Kuwait karena menolak menghapus utang luar negeri negeri Saddam Hussein itu. Posisi Kuwait kewalahan dan meminta bantuan ke Amerika Serikat. Negara adidaya itu mengirimkan pasukannya dan membuat pangkalan di Arab Saudi.

Ketika tentara Amerika bermarkas di Negeri Petro Dollar itu, Philips kebagian memberikan materi tentang Islam kepada mereka. Ini penting untuk mengajarkan pengetahuan benar Islam bukanlah agama menyukai kekerasan. Hasilnya, sekitar tiga ribu serdadu Amerika masuk Islam.

Selepas Perang Teluk, Philips dikirim ke Amerika untuk mendampingi para tentara muallaf itu. Dia mendapat bantuan dari anggota tentara beragama Islam untuk membuat konferensi dan kegiatan. Usahanya ini membuahkan hasil dan militer Amerika akhirnya membangun musala di seluruh pangkalan militer mereka.

Kelar proyek itu, Philips hijrah ke Filipina dan mendirikan pusat informasi di Mindanao serta universitas berbasis Islam di Cotobato City. Pada 1994, Philips mendapat undangan bergabung dengan lembaga amal Dar Al Ber di Dubai, Uni Emirat Arab.

Di sana ia membentuk pusat informasi Discover Islam di Kota Karama. Proyeknya kali ini mengundang ulama dari pelbagai negara. Dalam lima tahun, pusat informasi itu telah membuat 15 ribu orang dari seluruh penjuru dunia mengucapkan dua kalimat syahadat.

http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Reggae, Marley, & Yahudi


Bob marley Reggae, Marley, & Yahudi
By ipink rasta  23 agustus 2013

REGGAE adalah Bob Marley, dan Bob Marley adalah reggae itu sendiri. Amat susah menyebutkan musik reggae sekarang ini tanpa menyebutkan Marley. Pun begitu sebaliknya. Di tengah gempuran boys band a la Korea, serta metal dari Barat, reggae tetap ada. Dan Jamaika, adalah pusat dari reggae itu.

Jamaika merupakan tanah kelahiran musik reggae. Dari Kota Kingston, Bob Marley membesarkan musik yang memiliki ciri permainan ritem gitar yang khas ini. Hingga kini lagu-lagu Bob Marley masih setia dimainkan para pemujanya, termasuk di Indonesia.

Dalam evolusi musik reggae hadir Matisyahu, sosok unik lewat gaya reggae Yahudi-nya memberikan warna berbeda. Itu warna Israel. Tak mesti dengan dreadlock (rambut gimbal), berbendera merah-hijau-kuning kas rasta, atau dekat dengan mariyuana. Matisyahu memuja reggae lewat cara lain. Ia meramu musik reggae kas Jamaika berpadu rap tradisional dan berlirik khas spirit Yahudi. Ada juga yang menyebutkan sebuah perpaduan janggal musik reggae bertemu gaya Yahudi. Tapi tetap saja, reggae adalah Marley dan Marley adalah reggae.

Tahun ini adalah tahun ke-67 Marley. Dengarlah penuturan Ziggie, anak Marley kepada Ynet tahun lalu: “Sejarah hubungan kami dengan akar Israel, Daud, Salomon, sudah ada jauh sebelum saya bertemu istri saya. Ayah saya, budaya Rastafari saya, memiliki hubungan erat dengan budaya Yahudi. Kami memiliki hubungan yang kuat ketika saya masih muda dan membaca Alkitab, Perjanjian Lama. ”

Rohan Marley, putra lain dari Bob, berbicara kepada The Algemeiner tentang keluarga reggae terkemuka mereka  dan hubungan mereka dengan komunitas Yahudi.

“Bob Marley memiliki ayah Yahudi. Dia adalah seorang pria Yahudi Inggris. Keluarga Marley mengambil banyak kebanggaan dalam hubungannya dengan koneksi Yahudi mereka,” ujarnya.
“Semua orang mencintai Bob Marley, tak peduli apapun agamanya..
Read »

Copyright © Kreasi Anak Reggae

Designed by