Vespa Dan Reggae

Reggae INDONESIA

     Disini kita akan mengupas tuntas tentang vespa dan musik reggae.. dan menambah wawasan kita tentang apa itu vespa dan apa itu musik reggae
Mari kita semua membuka hati. Inilah Reggae Indonesia, Reggae kita semua!
Saya berpikir, satu sama lain janganlah memaksakan kehendak. Reggae memang musik Rebel. Tapi apakah salah, ketika orang menikmati musik Reggae hanya untuk kesenangan semata? Kesenangan yang saya maksudkan di sini adalah kepuasan batin secara pribadi terhadap irama musik Reggae.

Ingat saudara-saudaraku, mengutip lirik Ras Muhamad - Duta Reggae Indonesia, Reggae bukan hanya Bob Marley saja. Saya sangat setuju sekali terhadap Anda yang dengan setia meproklamirkan Musik Reggae adalah Musik Rebel. Tapi, pada kenyataannya, Musik Reggae lahir sebagai proses bermusik para musisi di Ranah Jamaika.
Ingatkah Anda semua, dengan lagu Do The Reggay...

DO THE REGGAY (TOOTS & THE MAYTALS)
I got a rich one (yeah)... Aku punya satu kekayaan
Do you love me? (yeah)... Apakah kau mencintaiku?
Do you really want me? (yeah)... Anda benar-benar menginganku?
with all your heart (yeah)... Dengan sepenuh hati
I want to do the reggay (yeah)... Saya ingin melakukan Reggay
With you (yeah)... Denganmu
Come onto me (Let's)... Datang kepadaku
Do the dance (yeah)... Melakukan tarian
Is this the new dance? (yeah)... Apakah ini tarian
baru?

Going around the town? (yeah)... Terjadi di seluruh kota?
We can move you baby (then)... Kami dapat menggerakkan Anda
Do the reggay (x2)... Lakukan Reggay (Reggae)
reggay reggay reggay... Reggay (Reggae Reggae Reggae)
La la la la la laaaa


       Itulah lagu Reggae pertama, yang memberikan gambaran tentang entitas dari kata Reggae (yang berawal dari kata Reggay) yang lebih mengidentikkan kepada sebuah tarian. Saya memberikan sebuah apresiasi yang besar kepada saudara-saudaraku yang telah meneriakkan Rebel dalam Reggae Indonesia, dengan mengadopsi syair-syair lagu Bob marley. Tapi saya akan memberikan apresiasi yang lebih besar ketika Anda tidak memaksakan kehendak agar orang lain ikut dengan Anda untuk meneriakkan itu semua. Tidak ada salahnya, bila sesorang menikmati Reggae hanya untuk kepuasan dirinya semata.

Saya sangat miris ketika orang yang sering mengadopsi kata Jah Bless pada setiap posting ataupun komennya. Perlu diingat, Reggae ataupun Rebel bukanlah Rasta, begitupun sebaliknya. Kita tidak harus mengucapkan kata Jah Bless, ketika kita mengikrakan diri sebagai seorang yang mencintai musik Reggae ataupun sebagai seorang yang Rebel. Kita semua masih memiliki Agama masing-masing. Kata Jah adalah sebuah singkatan dari kata Jehovah, sebuah sebutan untuk Tuhan bagi Kaum Rastafarian yang mengkultuskan Haile Selassie I sebagai Tuhan mereka.
Reggae, Rebel, dan Rastafarian adalah tiga unsur yang sangat melekat pada diri Bob Marley sebagai Musisi Legenda Dunia (Reggae), Tokoh Pergerakan Jamaika (Rebel), dan Pendakwah Ajaran Rastafarian melalui lagu-lagunya (Rasta). Sehingga kita semua harus bisa menafsirkan dengan akal sehat dan kondisi yang tepat atas semua lirik dari lagu-lagu Bob Marley.

Bahkan secara tidak langsung, Ganja merupakan warisan Bob Marley sebagai penghayat Rastafarianisme. Namun sangat disayangkan, banyak orang yang melihat Ganja dan Bob Marley adalah Reggae. Bagi saya, Ganja dan Bob Marley adalah Rastafarianisme. Begitu juga dengan Rebel. Rebel dan Bob Marley adalah Pergerakan di Jamaika. Sedangkan Reggae dan Bob Marley adalah Jamaican Music, karena Bob Marley juga pernah bermain Ska dan Rocksteady, yang lebih awal lahir dan populer di Jamaika. Inilah fakta, mengapa banyak orang melihat Reggae, Rebel, dan Rasta adalah satu kesatuan. Hal itu menjadi benar adanya ketika kita meneropong sosok Bob Marley. Tapi ketika kita bahas secara satu persatu pada kata Reggae, Rebel, dan Rasta; Sesungguhnya itu semua memiliki sekat yang memisahkan dan seharusnya memang tidak dibahas secara komprehensif dalam satu pembahasan.

Reggae adalah Jamaican Music yang lahir sebagai proses dari kejenuhan para musisi Jamaika ketika memainkan irama Ska dan Rocksteady yang memiliki beat lebih cepat. Rebel adalah pergerakan yang dilatarbelakangi oleh keadaan hidup Bob Marley dan Jamaika yang diwarnai oleh penindasan dan penjajahan Kaum Babylon terhadap penduduk Jamaika. Rasta adalah ajaran yang dianut oleh Bob Marley, di mana pada ajaran itu Kaisar Ethiopia (1930-1974), Haile Selassie I (yang memiliki nama asli Ras Tafari Makkonen) dianggap sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Jah (nama untuk Allah bagi Kaum Rastafarianisme, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James).

Intinya; Reggae, Rebel, dan Rasta merupakan kata yang dapat dipisahkan. Kalau Anda memaksakan orang untuk Rebel, karena Bob Marley meneriakkan kata Rebel; Apakah Anda juga ingin memaksakan ajaran Rastafarianisme dengan meneriakkan kata Jah Bless?
Ingat saudara-saudaraku, kita semua memiliki agama dan kebebasan. Tidak mudah untuk menjadi seorang Rastafarianisme dan menerjemahkan kata kebebasan. Rastafarianisme adalah ajaran hidup yang dilatarbelakangi oleh tuntutan kebebasan dan bukan sekadar mengucapkan Jah Bless.

Reggae Indonesia kini juga sudah memiliki beberapa Musisi Besar dan memiliki fatwa-fatwa dalam lirik-liriknya. Sebut saja, Tony Q Rastafara, Mas Anies Saichu, Asian Roots, Steven Jam, Gangstarasta, Ras Muhamad, Richard D'Gillis, The Paps, Another Project, Marapu, Lodse', Burger Time, dan masih banyak yang lainnya. Bagi saya, lirik-lirik mereka lebih relevan dengan situasi dan kondisi bangsa kita.

Mari budayakan: Keregaean yang adil dan beradab. Reggae adalah musik kebebasan. Tentu saja kebebasan yang bertanggung jawab.

Saya tidak minum alkohol bukan karena saya seorang Rastafarianisme (Karena di dalam Rastafarianisme dilarang untuk mengonsumsi alkohol). Saya juga tidak mengganja. Tidak untuk berhura-hura ataupun yang dilakukan oleh Bob Marley sebagai seorang Rastafarianisme untuk lebih mendekatkan kepada Jah-nya; Sekali lagi karena memang saya bukan seorang Rastafarian, maka saya tidak menghisap ganja. Tapi tanpa itu semua, saya masih bisa menyukai dan menikmati Reggae.

Salam Damai Reggae Indonesia!
http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Antara Vespa Dengan Musik Reggae

http://rastayoman.blogspot.com/
     kata sebagian orang berpendapat, komunitas vespa tanpa musik reage bagaikan bersin tanpa oli samping, keduanya saling berkaitan satu dengan yang lainya. Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi diantara sebagian besar skutermania yang menyamakan antara filosofi seorang skuter mania yang mengembara di jalan dengan rastamania.
Selidik punya selidik, agak merunut kebelakang serta menggabungkan bagaimana bisa musik yang notabennya berasal dari masyarakat negro Jamaika
bisa masuk dan betah mendekam di indra dengar kalangan scooterist yang awalnya booming dinegeri Victoria (baca Inggris). Ceritanya begini, dulu ditahun-tahun 60′an, kaum muda kota London tengah marak dengan lahirnya berbagai aliran baru (subculture) dan salah satunya Mod.
Mod lahir dari bentuk ketidak-puasan masyarakat ‘akar rumput’ terutama digenerasi muda akan sistem pemerintahan monarki yang memang sudah menjadi trade mark negara tersebut. Kesenjangan bermasyarakat antara kaum ‘bangsawan’ dengan rakyat kelas 2 adalah sumber utama dari lahirnya paham-paham baru yang kerap kali menghiasi majemuknya kehidupan warga dikota besar Inggris sana. Lha terus apa hubungannya antara Mod, Reggae, dan Vespa Mania sekarang ini?

Okeiii…atur nafas dulu, ambil segelas kopi dan siapkan cemilan sebelum melanjutkan membaca. hahahaii
tapi ngomong - ngmong siapa sih yang mempopulerkar musik reage sampai bisa sepopuler sekarang?
hayooo, ada yang tau gak?
yupz benar sekali, musik reage dipopulerkan oleh orang - orang ini.
Ini nih ‘biang’nya musik reggae…Bob Marley and The Wailers.
             Lantas bagaimana bisa musik yang dianggap sebagai musik import malah menjadi musik tuan rumah bagi kaum Vespa mania disini?. Hal tersebut terkait dengan life style kaum scooterist itu sendiri dimana awal-awalnya menyangkutkan budaya Mod dengan generasi penikmat Vespa lokal, sama-sama menganggap dirinya sebagai golongan kelas 2 yang anti kemapanan…maklum ‘rata-rata’ Vespa-goers adalah ‘wong cilik’. Nah sejak itu bagaikan wabah, musik reggae berkembang pesat keseantero pelosok negeri ini dikalangan scooterist. Dan seperti sudah menjadi sugesti jika ada acara kumpul-kumpul antar sesama sealiran tidak lengkap rasanya jika tidak dimeriahkan selingan musik reggae sebagai penghibur.
nah. . sejak saat itu dimana ada musik reage disitu pasti ada para  Scooterist brotherhood.

Read »

Sejarah Musik Blues


http://rastayoman.blogspot.com/

Posted In Music, Sejarah   

TulisArtikel – Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and respone itu diyakini publik AS dipopulerkan WC Handy (1873-1958).

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim? Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan âۉ€Å“ panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunita kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan suara adzan âۉ€Å“ berisi tentang keagungan Tuhan. Seperti halnya lantunan adzan, lagu Levee Camp Holler itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya.

Publik yang hadir di ruangan itu pun takjub dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti papar Diouf. Mereka berkata, , benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam) Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,cetus Curiel.

Mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Namun, sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya, They Came before Columbus, membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara, papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik Blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka mainkan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak.

Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Kubik menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. Saya yakin banyak penyanyi Blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab,cetusnya.

Secara akademis Prof Kubik telah membuktikannya. Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papr Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meski telah dibuktikan secara akademis, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami, ungkap Barry Danielian, seorang pemain teompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran yang bisa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. Dalam jamaah saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, Ketika kami berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang dan kami melantunkan doa, pasti terdengar sangat musikal. Anda akan mendengar musikal itu seperti orang Amerika menyebut Blues.

Begitulah tradisi Islam di AS telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues.[undergroundtauhid.com](hans/tls
- See more at: http://rastayoman.blogspot.com/
Read »

Copyright © Kreasi Anak Reggae

Designed by