Latest Releases

Pengertian Sistem Sosial Budaya

Sistem
Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang menjadi kesatuan atau kebulatan yang kompleks. Sistem merupakan jarintan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, untuk menjalankan fungsi masing-masing untuk menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu yang menjadi sasaran bersama.

Sosial Budaya

Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya.
Edward B. Tylor berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya termuat  kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, adat istiadat, hukum, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan sosial budaya bisa terjadi apabila satu kebudayaan melakukan kontak atau terjadi hubungan dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan juga pola budaya di dalam sebuah masyarakat.

Sistem Budaya merupakan bentuk abstrak dari kebudayaan.. Sistem budaya merupakan ide dan gagasan manusia yang hidup bermasyarakat.  Ide manusia tersebut tidak terlepas melainkan berkaitan satu dengan lainnya dalam sebuah sistem. Oleh karena itu sistem budaya adalah salah satu bagian dari kebudayaan, yaitu adat istiadat yang didalamnya termasuk sistem norma, nilai budaya, dan semua norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.

Unsur-unsur Sistem Sosial Budaya
Sepuluh unsur sistem sosial menurut Alvin L. Bertrand
1. Perasaan (sentiment)
2. Keyakinan (pengetahuan)
3. Norma Tujuan
4. Tujuan
5. Tingkatan atau pangkat (rank) Status dan peranan
6. Status dan peranan
7. Sanksi
8. Kekuasaan atau pengaruh (power) Sanksi
9. Tekanan ketegangaan (stress strain)
10. Sarana atau fasilitas

Unsur Budaya menurut Bronislaw Malinowski

1. sistem norma sosial - yang memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk bekerjasama dan menyesuaikan diri
2. organisasi ekonomi
3. alat atau Lembaga Pendidikan (Keluarga)
4. organisasi politik

Ciri Sistem Sosial adalah terbuka atau menerima unsur-unsur yang datang dari luar. Hal ini menjadikan terjadinya jalinan antar unsur-unsur dan pertukaran sistem sosial yang berasal dari luar(eksternal).

Proses-proses sistem sosial:
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
d. Pengawasan sosial
e. Pelembagaan
f. Perubahan social

Wujud Kebudayaan
J.J.Hoenigman membagi kebudayaan menjadi tiga wujud:
1. Gagasan
Gagasan,ide, nilai, atau norma merupakan bentuk ideal dari kebudayaan
2. Aktivitas
Bentuk kebudayaan aktivitas adalah sistem sosial berupa tindakan berpola manusia dalam masyarakat.
3. Artefak
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang bisa di lihat, diraba, ataupun didokumentasikan hasil karya atau perbuatan manusia.

Fungsi Sistem Sosial Budaya
Fungsi sistem budaya adalah untuk menata dan juga menetapkan tidakan serta tingkah laku masyarakat(manusia). Proses pembelajaran sistem ini dilakukan dengan pembudayaan atau pelembagaan yang bertujuan untuk dapat menyesuaikan diri(pikiran dan sikap) denngan norma adat, dan peraturan yang hidup di lingkungan kebudayaannya. Proses pembelajaran dilakukan mulai dari kecil dari lingkungan keluarga, lingkungan diluar rumah, dan lingkungan selanjutnya. Dimulai dari meniru apapun(sesuatu yang baik) yang ada di lingkungan tersebut kemudian tindakan tersebut akan menimbulkan dorongan untuk dimasukkan kedalam kepribadian sehingga menjadi pola dan norma yang mengatur tindakan yang dibudayakan. Tidak semua orang mampu untuk beradaptasi dengan sistem budaya di lingkungan sosial atau disebut juga deviants.

Negara juga sangat memerhatikan kebudayaan terbukti dalam konstitusi Indonesia UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Read »

Dasar-Dasar Kimia Analitik

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-NYA, shalawat dan salam kepaada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan, kebodohan, kepada alam kemuliaan dan alam teknologi yang penuh hikmah dan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, penulis menyampaikan ucapan terima kasih khusus kepada dosen pengampu yakni Ibu Intan Lestari, M.Si yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mempresentasikan makalah berjudul “ARGENTOMETRI”. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepadanya yang berlipat ganda, amiin.
Akhirnya penulis menyadari sebagai manusia biasa bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa mohon koreksi dan kontribusi untuk kesempurnaan makalah ini dan penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Batasan Masalah

BAB II. PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian Argentometri
II. 2 Titrasi Pengendapan
II.3 Faktor yg mempengaruhi kelarutan
II. 4 Macam-macam Metode
II. 5 Pembentukan Endapan Berwarna
II. 6 Contoh Perhitungan
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian Argentometri
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sample yang dianalisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida (Cl-, Br-, I-). (Khopkar,1990)
Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terkandung suatu larutan jenuh dari garam yang sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Misalnya suatu garam yang sukar larut AmBn dalam larutan akan terdisosiasi menjadi m kation dan n anion.
AmBn → mA++ nB-
Hasil kali kelarutan = (CA+)M × (CB-)Ntitrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Jika larutan perak nitrat ditambahkan pada larutan kalium sianida maka mula-mula akan terbentuk endapan putih yang pada pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil .
AgNO3 + 2 KCN → K(Ag(CN)2) +KNO3
Ag+ + 2 nn- → Ag(CN)2
Jika reaksi telah sempurna maka reaksi akan berlangsung lebih lanjut membentuk senyawa kompleks yang tak larut .
Ag+ (Ag(CN)2)- → Ag(Ag(CN)2)
Titik akhir ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang permanent. salah satu kesulitan dalam menentukan titik akhir ini terletak pada fakta dimana perak sianida yang diendapkan oleh adanya kelebihan ion perak yang agak lebih awal dari titik ekuivalen, sangat lambat larut kembali dan titrasi ini makan waktu yang lama.
II. 2 Titrasi Pengendapan
• Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam-basa ataupun titrasi reduksi-oksidasi (redoks)
• Kesulitan mencari indikator yang sesuai
• Komposisi endapan seringkali tidak diketahui pasti terutama jika ada efek kopresipitasi
Kelarutan = konsentrasi larutan jenuh zat padat (kristal) di dalam suatu pelarut pada suhu tertentu.(dalam keadaan setimbang).
Larutan jenuh dapat dicapai dengan penambahan zat ke dalam pelarut secara terus menerus hingga zat tidak melarut lagi dengan cara menaikkan lagi konsentrasi ion-ion tertentu hingga terbentuk endapan.
II.3 Faktor yg mempengaruhi kelarutan
1 Suhu
2. Sifat pelarut
3. Ion sejenis
4. Aktivasi ion
5. pH
6. Hidrolisis
7. Hidroksida logam
8. Pembentukan senyawa kompleks
Pada kebanyakan garam anorganik, kelarutan meningkat jika suhu naik. Sebaiknya proses pengendapan, penyaringan dan pencucian endapan dilakukan dalam keadaan larutan panas kecuali untuk endapan yang dalam larutan panas memiliki kelarutan kecil (mis. Hg2Cl2, MgNH4PO4) cukup disaring setelah terlebih dahulu didinginkan di lemari es. Kebanyakan garam anorganik larut dalam air dan tidak arut dalam pelarut organik. Air memiliki momen dipol yang besar dan tertarik oleh kation dan anion membentuk ion hidrat. Sebagaimana ion hidrogen yang membentuk H3O+, energi yang dibebaskan pada saat interaksi ion dengan pelarut akan membantu meningkatkan gaya tarik ion terhadap kerangka padat endapan. Ion-ion dalam kristal tidak memiliki gaya tarik terhadap pelarut organik, sehingga kelarutannya lebih kecil daripada kelarutan dalam air. Pada analisis kimia, perbedaan kelarutan menjadi dasar untuk pemisahan senyawa. Contoh : campuran kering Ca(NO3)2 + Sr(NO3)2 dipisahkan dalam campuran alkohol + eter, hasilnya Ca(NO3)2 larut, sedangkan Sr(NO3)2 tidak larut. Endapan lebih mudah larut dalam air daripada dalam larutan yang mengandung ion sejenis. Mis. pada AgCl, [Ag+][Cl-] tidak lebih besar dari tetapan (Ksp AgCl = 1x10-10)di dalam air murni di mana [Ag+] = [Cl-] = 1x10-5 M; jika ditambahkan AgNO3 hingga [Ag+] = 1x10-4 M, maka [Cl-] turun menjadi 1x10-6 M, kanan sesuai arah : Ag+ + Cl- AgCl Ke dalam endapan terjadi penambahan garam, sedangkan jumlah Cl- dalam larutan menurun.
Teknik penambahan ion sejenis dilakukan oleh analis untuk tujuan :
1) menyempurnakan pengendapan
2) pencucian endapan dengan larutan yang mengandung ion sejenis dengan endapan
Untuk larutan yang mengandung Ag, jika ditambahkan NaCI maka mula-mula terbentuk suspensi yang kemudian terkoagulasi (membeku). Laju terjadinya koagulasi menyatakan mendekamya titik ekivalen. Penambahan NaCI ditersukan sampai titik akhir tercapai. Perubahan ini dilihat dengan tidak terbentuknya endapan AgCI pada cairan supernatan. Akan tetapi sedikit NaCI harus ditambahkan untuk menyempurnakan titik akhir. Penentuan Ag sebagai AgCI dapat dilakukan dengan pengukuran turbidimetri yaitu dengan pembauran sinar (Underwood, 1986).
Jika AgNO3 ditambahkan ke NaCI yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan, tampak endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsorpsi indikator pada endapan AgCI. Warna zat yang terbentuk dapat berubah akibat adsorpsi pada penukaan (Khopkar, 1990).
Semua indikator adsorpsi bersifat ionik. Selain indikator adsorpsi tersebut terdapat pula indikator-indikator adsorpsi yang digunakan dalam titrasi pengendapan, yaitu turunan krisodin. Indikator tersebut merupakan indikator asam basa dan indikator reduksi oksidasi dan memberikan perubahan warna yang reversibel dengan brom. Indikator ini berwarna merah pada suasana asam clan kuning pada suasana basa. Indikator ini juga digunakan untuk titrasi ion I- dengan ion Ag+. Kongo merah adalah indikator asam basa lainnya (Khopkar, 1990).
Selain kelemahan, indikator adsorpsi mempunyai beberapa keunggulan. Indikator ini memberikan kesalahan yang kecil pada penentuan titik akhir titrasi. Perubahan warna yang disebabkan adsorpsi indikator biasanya tajam. Adsorpsi pada permukaan berjalan baik jika endapan mempunyai luas permukaan yang besar. Warna adsorpsi tidak begitu jelas jika endapan terkoagulasi. Kita tidak dapat menggunakan indikator tersebut karena koagulasi. Koloid pelindung dapat mengurangi masalah tersebut. Indikator-indikator tersebut bekerja pada batasan daerah-daerah pH tertentu juga pada konsentrasi tertentu saja, yaitu pada keadaan yang sesuai dengan peristiwa adsorpsi dan desorpsi saja (Vogel, 1990).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan
Pengendapan merupakan metode yang paling baik pada anlisis gravimetri. Kita akan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Parameter-parameter yang penting adalah temperatur, sifat pelarut, adanya ion-ion pengotor, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks, dan lain-lain (Khopkar, 1990).
Kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur. Kadangkala endapan yang baik terbentuk pada larutan panas, tetapi jangan dilakukan penyaringan terhadap larutan panas karena pengendapan dipengaruhi oleh faktor temperatur. Garam-garam anorganik lebih larut dalam air. Berkurangnya kelarutan di dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat. Kelarutan endapan dalam air berkurang jika lanitan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun endapan, sebab pembatasan Ks.p (konstanta hasil kali kelarutan). Baik kation atau anion yang ditambahkan, mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga endapan garam bertambah. Pada analisis kuantitatif, ion sejenis ini digunakan untuk mencuci larutan selama penyaringan (Vogel, 1990).
Beberapa endapan bertambah kelarutannya bila dalam lanitan terdapat garam-garam yang berbeda dengan endapan. Hal ini disebut sebagai efek garam netral atau efek aktivitas. Semakin kecil koefesien aktivitas dari dua buah ion, semakin besar hasil kali konsentrasi molar ion-ion yang dihasilkan. Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan (H). Kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah kelarutannya (Vogel, 1990).
Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut. Beberapa endapan membentuk kompleks yang larut dengan ion pengendap itu sendiri. Mula-mula kelarutan berkurang (disebabkan ion sejenis) sampai melalui minuman. Kemudian bertambah akibat adanya reaksi kompleksasi (Vogel, 1990). Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna. Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan (KSP) harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen. Reaksi samping tidak boleh terjadi, demikian juga kopresipitasi. Keterbatasan utama pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai. Semua jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir (Khopkar, 1990).
II. 4 Macam-macam Metode
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi, antara lain:
a. Metode Mohr
Metode Mohr biasanya digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl, dengan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4¬ sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi kuning coklat. Perubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2CrO4, saat hamper mencapai titik ekivalen, semua ion Cl- hamper berikatan menjadi AgCl. Larutan standar yang digunakan dalam metode ini, yaitu AgNO3, memiliki normalitas 0,1 N atau 0,05 N. (Alexeyev,V,1969)
Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran, sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah-bata, yang menunjukkan titik akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan analat dengan Ag+.
Pada analisa Cl- mula-mula terjadi reaksi:
Ag+(aq) + Cl-(aq) ↔ AgCl(s)↓
Sedang pada titik akhir, titran juga bereaksi menurut reaksi:
2Ag+(aq) + CrO4(aq) ↔ Ag2CrO4(s)↓
Pengaturan pH sangat perlu, agar tidak terlalu rendah ataupun tinggi. Bila terlalu tinggi, dapat terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya terurai menjadi Ag2O sehingga titran terlalu banyak terpakai.
2Ag+(aq) + 2OH-(aq) ↔ 2AgOH(s)↓ ↔ Ag2O(s)↓ + H2O(l)
Bila pH terlalu rendah, ion CrO4- sebagian akan berubah menjadi Cr2O72- karena reaksi
2H+(aq) + 2CrO42-(aq) ↔ Cr2O72- +H2O(l)
Yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak timbul endapannya atau sangat terlambat. Selama titrasi Mohr, larutan harus diaduk dengan baik. Bila tidak, maka secara lokal akan terjadi kelebihan titrant yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen tercapai, dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk kemudian; akibatnya ialah, bahwa titik akhir menjadi tidak tajam.
b. Metode Volhard
Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk endapan putih.
Ag+(aq) + SCN-(aq) ↔ AgSCN(s)↓ (putih)
Sedikit kelebihan titrant kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks yang sangat kuat warnanya (merah)
SCN-(aq) + Fe3+(aq) ↔ FeSCN2+(aq)
Yang larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna.
Karena titrantnya SCN- dan reaksinya berlangsung dengan Ag+, maka dengan cara Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag+ dan SCN- sedang untuk anion-anion lain harus ditempuh cara titrasi kembali: pada larutan X- ditambahkan Ag+ berlebih yang diketahui pasti jumlah seluruhnya, lalu dititrasi untuk menentukan kelebihan Ag+. Maka titrant selain bereaksi dengan Ag+ tersebut, mungkin bereaksi pula dengan endapan AgX:
Ag+(aq) (berlebih) + X- (aq) ↔ AgX(s) ↓
Ag+(aq) (kelebihan) + SCN- (aq) (titrant) ↔ AgSCN(s) ↓
SCN-(aq) + AgX (s) ↔ X-(aq) + AgSCN(aq) ↓
Bila hal ini terjadi, tentu saja terdapat kelebihan titrant yang bereaksi dan juga titik akhirnya melemah (warna berkurang).
Konsentrasi indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena titrant bereaksi dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu saling mempengaruhi.
Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida: perak nitrat standar berlebih yang diketahui jumlahnya ditambahkan sebagai contoh, dan kelebihannya ditentukan dengan titrasi kembali dengan tiosianat baku. Keadaan larutan yang harus asam sebagai syarat titrasi Volhard merupakan keuntungan dibandingkan dengan cara-cara lain penentuan ion halogenida karena ion-ion karbonat, oksalat, dan arsenat tidak mengganggu sebab garamnya larut dalam keadaan asam.
c. Metode Fajans
Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi ialah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan (diadsorpsi) dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekivalen, antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH.
Cara kerja indikator adsorpsi ialah sebagai berikut: indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organik yang dapat membentuk endapan dengan ion perak. Misalnya fluoresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan, fluoresein akan mengion (untuk mudahnya ditulis HFl saja).
HFl(aq) ↔ H+(aq) +Fl-(aq)
Ion Fl- inilah yang diserap oleh endapan AgX dan menyebabkan endapan berwarna merah muda. Karena penyerapan terjadi pada permukaan, dalam titrasi ini diusahakan agar permukaan endapan itu seluas mungkin supaya perubahan warna yang tampak sejelas mungkin, maka endapan harus berukuran koloid. Penyerapan terjadi apabila endapan yang koloid itu bermuatan positif, dengan perkataan lain setelah sedikit kelebihan titrant (ion Ag+).
Pada tahap-tahap pertama dalam titrasi, endapan terdapat dalam lingkungan dimana masih ada kelebihan ion X- dibanding dengan Ag+; maka endapan menyerap ion-ion X- sehingga butiran-butiran koloid menjadi bermuatan negatif. Karena muatan Fl- juga negatif, maka Fl- tidak dapat ditarik atau diserap oleh butiran-butiran koloid tersebut. Makin lanjut titrasi dilakukan, makin kurang kelebihan ion X-; menjelang titik ekivalen, ion X- yang terserap endapan akan lepas kembali karena bereaksi dengan titrant yang ditambah saat itu, sehingga muatan koloid makin berkurang negatif. Pada titik ekivalen tidak ada kelebihan X- maupun Ag+; jadi koloid menjadi netral. Setetes titrant kemudian menyebabkan kelebihan Ag+. Ion-ion Ag+ ini diserap oleh koloid yang menjadi positif dan selanjutnya dapat menarik ion Fl- dan menyebabkan warna endapan berubah mendadak menjadi merah muda. Pada waktu bersamaan sering juga terjadi penggumpalan koloid, maka larutan yang tadinya berwarna keruh juga menjadi jernih atau lebih jernih. Fluoresein sendiri dalam larutan berwarna hijau kuning, sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasar ketiga macam perubahan diatas, yakni
(i) Endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan kelihatan menggumpal
(ii) Larutan yang semula keruh menjadi lebih jernih
(iii) Larutan yang semula kuning hijau hampir-hampir tidak berwarna lagi.
Suatu kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah, bahwa banyak diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya (fotosensifitasi) dan menyebabkan endapan terurai.
Titrasi menggunakan indikator adsorpsi biasanya cepat, akurat dan terpercaya. Sebaliknya penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus dengan cepat. (Harjadi,W,1990)
II. 5 Pembentukan Endapan Berwarna
Seperti sistem asam, basa dapat digunakan sebagai suatu indicator untuk titrasi asam-basa. Pembentukan suatu endapan lain dapat digunakan untuk menyatakan lengkapnya suatu titrasi pengendapan. Dalam hal ini terjadi pula pada titrasi Mohr, dari klorida dengan ion perak dalam mana digunakan ion kromat sebagai indikator. Pemunculan yang permanen dan dini dari endapan perak kromat yang kemerahan itu diambil sebagai titik akhir (TE).
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan perak dengan pH antara 6,0 – 10,0. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi karena HCrO4- hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula dengan hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat terjadi reaksi :
2H+ + 2CrO4- ↔ 2HCrO4 ↔ Cr2O72- + 2H2O
Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut. Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan dan pembentukan ion kompleks. Proses argentometri menggunakan AgNO3 sebagai larutan standar. Proses ini biasanya digunakan untuk menentukan garam-garam dari halogen dan sianida. Karena kedua jenis garam ini dapat membentuk endapan atau senyawa kompleks dengan ion Ag+ sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaCL + Ag+ → AgCl ↓ + Na+
KCN + Ag+ → AgCl ↓ + K+
KCN + AgCN ↓ → K [Ag(CN)2 ]
Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut dapat digunakan sebagai larutan standar primer. Dalam titrasi argentometri terhadap ion CN- tercapai untuk garam kompleks K [Ag(CN)2 ] karena propes tersebut dikemukakan pertama kali oleh Lieberg, cara ini tidak dapat dilakukan dalam suasana amoniatial karena garam kompleks dalam larutan akan larut menjadi ion komplek diamilum. (Harizul, Rivai. 1995)
II. 6 Contoh perhitungan

a. Standarisasi AgNO3 dengan NaCL (indikator K2CrO4)

V ̅ AgNO3 = (27,9 + 27,5 + 27,5)/3 = 27,67 ml

N AgNO3 . V ̅ AgNO3 = N NaCl . V ̅ NaCl

N AgNO3 = (N NaCl. V NaCl)/(V ̅ AgNO3 ) = (0,1. 25)/(27,67) = 0,09 N

b. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl indikator adsorbsi

V ̅ AgNO3 = (26,7 + 26,3 + 26,2)/3 = 26,4 ml

N AgNO3 . V ̅ AgNO3 = N NaCl . V ̅ NaCl

N AgNO3 = (N NaCl. V NaCl)/(V ̅ AgNO3 ) = (0,1. 25)/26,4 = 0,095 N

c. Standarisasi NH4CNS dengan AgNO3 0,1 N

V ̅ NH4CNS = (25,2 + 24,8+ 24,8)/3 = 24,93 ml

N NH4CNS . V ̅ NH4CNS = N NaCl . V ̅ NaCl

N NH4CNS = (N NaCl. V NaCl)/(V ̅ NH_4 CNS) = (25. 0,095)/24,93 = 0,095 N

d. Penentuan Klorida dalam Garam Dapur Kasar

V ̅ AgNO3 = (7,1+ 6,9 + 7,0)/3 = 7,0 ml

V NaCL = 10 ml

N AgNO3 = 0,095 N

Berat NaCl = NAgNO3 x Mr NaCl x 3 V ̅ AgNO3
= 0,095 . 58,5 . 7,0
= 38,902 mgram

Kadar NaCL = (38,902 mgram)/(450 mgram) x 100% = 8,64%

e. Penentuan Bromida dengan cara volhard

N AgNO3 = 0,01N
V AgNO3 (V1) = 10 ml
N NH4CNS = 0,095 N
Berat NaCl = N AgNO3 x Mr NaCl x 3 V ̅ AgNO3

Kadar NaCL = (38,902 mgram)/(450 mgram) x 100% = 8,64%

V ̅ NH4CNS = (4,2 + 3,8 + 4,0)/3 = 4,0 ml (V2)

Banyak KBr hasil Standarisasi :
= ((V1 x N AgNO3) – (V2 x N NH4CNS)) x Mr KBr
= ((10 x 0,095) – (4 x 0,0095)) x 199
= 67,83 mgram

BAB III
KESIMPULAN
Titrasi AgNO3 dan NaCl merupakan titrasi dengan Metode Mohr dan Titrasi sampel termasuk dalam Metode Fajans karena sampel mengandung ion I-.
Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3.
Ada 4 metode argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, Vajans, Duckel.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3).
Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Al.Underwood,1992).
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan kedalam larutan analit.
Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers
A. L. Underwood. 1989. Analisa Kuantitatif Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif: Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press
Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia
Hastuti, Sri, M.Si, dkk. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I. Surakarta : Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UNS
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College
Read »

Tempat Wisata Paling Indah Di Indonesia

Indonesia punya keindahan alam yang luar biasa. Dianugerahi lanskap yang seakan tak pernah habis. Dari ujung barat hingga timur, deretan gunung, lembah, laut, danau, hingga taman nasional menunggu untuk dijelajah.

Ini hanyalah secuil daya tarik wisata yang ditawarkan negeri agraris sekaligus bahari ini, dengan eksistensi suku dan budaya sebagai bumbunya. Lanskap yang disuguhkan Bumi Pertiwi seakan tak berujung, mulai dari deretan pegunungan yang megah hingga kekayaan biota bawah laut.

Pada Jumat (6/7/2012), detikTravel menghimpun 5 tempat paling indah yang mewakili keanekaragaman lanskap di Indonesia. Kelima tempat ini setia menunggu Anda untuk mengagumi keindahannya. Dan, Inilah 5 Pemandangan Alam Paling Indah di Indonesia.

    1. Danau Toba, Sumatera Utara

Tempat Wsata Paling Indah Di Indonesia
http://rastayoman.blogspot.com/2014/01/thumbs-up-inilah-5-pemandangan-alam.html
Eksistensi Toba sebagai danau vulkanis telah tersohor di berbagai belahan dunia. 75 Ribu tahun lalu Supervolcano Toba meletus, membentuk sebuah kaldera dan menghujani sebagian bumi dengan debu vulkanis. Seiring zaman, kaldera sepanjang 100 kilometer dengan lebar 30 kilometer itu berubah menjadi danau.

Danau yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini menjadi danau terbesar di Asia Tenggara. Kini Toba menyuguhkan keindahan tanpa batas lewat danau yang seakan tanpa batas, dikelilingi bebukitan hijau di sekelilingnya. Udara yang sejuk dan kabut di pagi hari membuat tempat ini layaknya lanskap alam di Eropa Utara sana.

Titik favorit menikmati panorama Danau Toba adalah Tongging. Dari sini, dua pemandangan sekaligus terhampar di hadapan mata: Danau Toba dan Air Terjun Sipiso-piso. Pulau Samosir yang seakan mengambang di tengah danau punya budaya dan kerajinan khas masyarakat Batak. Kota Brastagi yang tak jauh dari sini adalah penghasil buah-buahan segar, terutama Markisa. Anda juga bisa berendam air panas di pemandian alami, di lereng Gunung Sinabung dan Sibayak.

    2. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

Tempat Wsata Paling Indah Di Indonesia
Taman Nasional Baluran
Mungkin Anda melihat Baluran sebagai Taman Nasional yang tandus dan kering. Namun justru itulah kekayaan alam yang jadi habitat flora dan fauna liar. Sebanyak 40% wilayah Taman Nasional ini terdiri dari sabana. Tak heran, tempat ini disebut Africa van Java. Terletak di Situbondo, Jawa Timur, Taman Nasional yang berada di lereng Gunung Baluran ini punya ratusan flora dan fauna termasuk yang dilindungi dan hampir punah.

Mengunjungi Taman Nasional Baluran berarti memotret sisi liar kehidupan flora dan fauna di Indonesia. Ada sekitar 444 jenis tumbuhan, 26 jenis mamalia, serta 155 jenis burung termasuk yang langka seperti Layang-layang Api dan Tuwuk Asia. Dari atas menara pemantau Anda bisa menyaksikan kehidupan alami banteng, kerbau liar, kijang, macan tutul, hingga kancil.

Tak banyak yang tahu, Taman Nasional Baluran juga menyimpan sebuah pantai tersembunyi. Namanya Pantai Bama, sekitar 16 kilometer dari gerbang masuk Taman Nasional. Pasir putih, ombak yang tenang, serta deretan pohon bakau akan memanjakan mata para pengunjungnya. Taman lautnya penuh oleh anemon dan ikan badut yang hilir mudik di antaranya.

    3. Ngarai Sianok dan Lembah Harau, Sumatera Barat

Tempat Wsata Paling Indah Di Indonesia
Ngarai Sianok dan Lembah Harau
Provinsi Sumatera Barat dianugerahi lanskap alam yang memesona, salah satunya adalah lembah. Ngarai Sianok di Kota Bukittinggi dan Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota mewakili keindahan lembah khas Indonesia. Hijau dan megah, dikelilingi tebing-tebing setinggi gedung pencakar langit di Jakarta.

Ngarai Sianok bagaikan Grand Canyon di Amerika, dalam versi lebih sejuk dan lebih asri. Sementara itu, Lembah Harau sering didaulat sebagai lembah paling cantik di Indonesia. Areal sawah nan hijau dikelilingi tebing-tebing yang menjulang tinggi, menjadi tempat favorit wisatawan untuk berfoto ataupun memanjat tebing itu.

Kedua lembah ini dikelilingi hutan tropis yang masih asri. Lembah Harau juga punya beberapa air terjun yang dinginnya menggigit kulit. Selain itu ada pula Gua Seribu yang berada di tengah hutan. Namanya mewakili banyaknya cabang jalan yang ada di dalamnya.

    4. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Tempat Wsata Paling Indah Di Indonesia
Ngarai Sianok dan Lembah Harau
Beranjak dari legenda empat kerajaan di Papua Barat: Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta, Kepulauan Raja Ampat adalah surga wisata bahari di Indonesia. Kabupaten ini punya 610 pulau dengan perairan jernih memesona, dihuni oleh seperempat biota laut yang ada di dunia. Heterogenitas flora dan fauna bawah air Raja Ampat terkenal di seluruh dunia, membuat kawasan ini jadi surga para penyelam.

Kawasan Nabire di bagian "kepala burung" Papua menjadi habitat hiu paus raksasa. Ada pula Manta Point, tempat para penyelam menari dikelilingi pari raksasa dengan bentangan sayap 9 meter. Bangkai kapal dan pesawat peninggalan Perang Dunia II terdapat di dekat Pulau Wai, menjadi habitat ikan hias dan anemon warna-warni.

Kepulauan Raja Ampat disebut-sebut sebagai salah satu lokasi penyelaman terindah di dunia. Baik itu snorkeling maupun diving di laut dalam, Raja Ampat adalah Raja-nya keindahan bahari di Indonesia.

    5. Gunung Rinjani, Lombok

Tempat Wsata Paling Indah Di Indonesia
Gunung Rinjani, Lombok
Rinjani tersohor sebagai gunung paling indah di Indonesia. Tak heran gunung yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini menjadi favorit para pendaki. Lanskap hijau, Danau Segara Anak, serta kaldera mahabesar adalah cermin kecantikan Gunung Rinjani.

Namun, bicara Rinjani tak melulu identik soal gunung. Taman Nasional Gunung Rinjani terletak di garis transisi Wallacea dan Australasia, menghasilkan keanekaragaman flora dan fauna. Lutung alias monyet hitam biasa ditemukan saat pagi tiba. Segara Anak, danau yang terletak di ketinggian 2.000 mdpl adalah tempat berlangsungnya Mulang Pekelem, sebuah upacara adat yang dilaksanakan oleh umat Hindu setempat.

Perjalanan menyusuri heterogenitas flora-fauna, melihat upacara adat, dan mendaki Gunung Rinjani sampai puncak, akan terbayar dengan sebuah hadiah. Dari puncaknya di ketinggian 3.726 mdpl, tampak jelas di hadapan Anda: puncak Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen di Banyuwangi, serta Gu
Read »

SEJARAH BIMA (SAPE)

http://rastayoman.blogspot.com/2013/12/sejarah-bima-sape.html
Kakak dari La Kai (Abdul Kahir) yang meninggal di padang Safana, Wera memiliki nama Jena Teke, yang kemudian diberi gelar Ruma Ta Ma Mbora di Mpori Wera, sesuai dengan tempat dan cara beliau menemui ajalnya. Karena kematiannya, pewaris tahta pun beralih kepada adiknya
La Kai dengan gelar Ruma Ta Ma Bata Wadu sesuai dengan keputusan Dewan Hadat. Orang tua dari La Kai dan Jena Teke bernama Raja Sawo, sementara paman dari keduanya yang merampas kekuasaan bernama Raja Salisi.
Oleh karena itu, bagi Raja Salisi La Kai dan Jena Teke adalah musuh dalam selimut yang harus segera dienyahkan.

Maka dimulailah upaya untuk menghabisi keduanya, namun rencana jahat tersebut dibocorkan oleh para pejabat kerajaan yang masih loyal kepada Raja Sawo, Bapak dari La Kai dan Jena Teke. Putra mahkota pertama, Jena Teke dikejar hingga Wera dan meninggal dalam pelarian tersebut akibat dibakar dalam padang safana yang luas. Sedangkan untuk pengamanan Ruma Ta Ma Bata Wadu (La Kai), putra mahkota kedua, oleh La Mbila Manuru Bata, putra dari Amalimandai (mantan ketua Dewan Hadat yang terbunuh oleh Raja Salisi akibat menolak melantik Raja Salisi sebagai Raja Bima) menyembunyikan Ruma Ta Ma Bata Wadu di sebuah desa bernama Teke, karena persembnyian ini juga ternyata diketahui oleh Raja Salisi dan kaki tangannya, maka oleh Bumi Paraka, Ruma Ta Ma Bata Wadu bersama pengikutnya dipindahkan lagi ke Desa Kalodu, Wilayah Selatan Bima dan tinggal di sana untuk beberapa waktu.

Sebagai bukti tanda setia kawan untuk senasip dan sepenanggungan, dengan tekad yang bulat untuk merebut kembali tahta kerajaan Bima dari Raja Salis. Dalam kitab sejarah Bima yang dikenal dengan “BO” sumpah ini disebut sumpah Hi’I Ro Ra’a (Bahasa Bima), Hi’i artinya daging dan Ra’a artinya darah, jadi sumpah tersebut adalah sumpah darah daging.

Saat terjadinya perselisihan dan pertikaian yang menyebabkan putra mahkota hidup di pelarian, datanglah perahu layar dari Gowa dan tiba di pelabuhan Sape, Bima (Pantai Timur Bima) yaitu pada tahyn 1028 H. Dalam pelayaran tersebut terdapat para pedagang dari Luwu, Makassar, Tallo dan Bone, juga terdapat para ulama dan mubaligh dari Kesultanan Gowa. Sampai di Sape, mereka menemui Ruma Jara sebagai penguasa Sape yang punya hubungan darah dengan Bone untuk menyampaikan sepucuk surat dari sepupunya di Bone bernama Daeng Malaba. Isi surat tersebut memberitahuan masuknya Islam di kerajaan Gowa, Bone, Tallo dan Luwu serta seruan agar “Ruma Bumi Jara” juga mengikuti mereka memeluk Islam.

Kedatangan rombongan pedagang dan ulama dari Sulawesi ini tersiar hingga sampai kepada Ruma Ta Ma Bata Wadu (La Kai) di pelariannya. La Kai dan pengikutnya melakukan musyawarah dan memutuskan untuk dating ke Sape, mereka bertemu dengan para ulama Islam dan para pedagang di kediaman Ruma Bumi Jara dan berdiskusi dengan mereka seputar Islam dan perkembangan politik di Bima. Ternyata Ruma Ta Ma Bata Wadu tertarik sekali dengan ajaran Islam yang dibawa mereka. Maka tepat pada tahun 1030 H mereka masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat bersama-sama dengan Ruma Bumi Jara. Dalam Kitab sejarah “BO” disebutkan: “Maka pada sepuluh lima hari bulan Rabi’ul Awwal senat 1030, genap Raja berempat itu mengucapkan kalimat syahadat dengan saksi keempat gurunya mubaligh itu”.

Setelah berislam, keempat-nya mengganti nama:

La Kai Ruma Ta Ma Bata Wadu dengan nama Abdul Kahir,
La Mbila dengan nama Jalaluddin,
Ruma Jena Jara Sape dengan nama Awaluddin,
Manuru Bata.

Setelah memeluk islam secara bersama-sama, melahirkan persaudaraan atas iman diantara Ruma Ta Ma Bata Wadu dan dua anak pejabat kerajaan lainnya, Manuru Suntu dan La Mbila Manuru Bata. Maka pasca keempatnya dikhitan sebagai tanda keislaman mereka disebuah bendungan yang bernama Raba Parapi, lahirlah sumpah setia atas nama Allah dan Rasul-Nya. Sumpah tersebut bernama “Sumpah Raba Parapi”, isi sumpah tersebut menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:

1. Memperkukuh kesetiaan kepada putra mahkota La Kai Ruma Ta Ma Bata Wadu (Abdul Kahir),
2. Seorang pun dari mereka tidak boleh tunduk pada pemerintahan siapapun, termasuk Raja Salisi,
3. Ana cucu dan keturunan mereka terikat dengan sumpah tersebut,
4. Jika ada yang melanggar sumpah tersebut sama dengan meminum racun.

Setelah berbagai rentetan peristiwa ini, Ruma Ta Ma Bata Wadu bersama pengikut beserta gurunya dari Gowa meninggalkan Raba Parapi menuju tempat persembunyiannya di Desa Kalodu. Disana mereka mengadakan pengislaman dan membangunkan Masjid bagi masyarakat Kalodu, sehingga Masjid tersebut adalah masjid pertama dalam sejarah Islam di Bima. Setelah itu Mubaligh dari Gowa bertolak kembali ke Makassar. Pada saat itulah Rumata Ma Bata Wadu dan orang Islam lainnya meminta bantuan dari raja Gowa melalui para mubalig untuk melawan pamannya, raja Salisi sebagai penguasa kerajaan Bima saat itu. Dua tahun kemudian datanglah bantuan dari Makassar dan terjadilah pertempuran antara putra Mahkota La Kai dengan raja Salisi. Selama dua kali pertempuran La Kai mengalami kekalahan, pada saat kritis tersebut La Kai dan rombongan berangkat ke Makassar melalui pelabuhan Sape. Di Makasar mereka tinggal di istana dan belajar agama Islam dari Datuk Ri Bandang dan Datuk Ri Tiro (Khathib Sulaiman) sebagai penyiar Islam di yang terkenal di Sulawesi Selatan kala itu.

Sedangkan La Mbila belajar ilmu kemiliteran dan siasat perang dari Karaeng Bontonopo, panglima kerajaan Gowa. Baru pada masa pemerintahan Malikus Said (1639-1655) yang terkenal keras dan taat beragama memerintahkan La Mbila dan orang-orang Bima lainnya untuk kembali memerangi raja Salisi di Bima. La Mbila berangkat dengan perlengkapan terdiri dari sepuluh perahu persenjataan dan sepuluh perahu perbekalan. Pada pertempuran kali ini, pasukan yang dipimpin oleh La Mbila memperoleh kemenangan, sehingga memaksa raja Salisi sebagai penguasa Bima melarikan diri ke pedalaman dan terus dikejar sampai ke Dompu hingga wafat.

Setelah berita kemenangan itu, barulah La Kai dilepaskan oleh raja Gowa (sekaligus mertuanya setelah La Kai mempersunting salah seorang putri Raja Gowa) bersama Ruma Bumi Jara, ikut serta dalam rombongan mereka para mubalig (guru mereka) Datuk Ri Bandang dan Datuk Ri Tiro untuk berangkat ke Bima untuk menyirkan Islam dan memegang kembali tampuk kekuasaan kerajaan Bima dibawah naungan Islam. Rakyat Bima pun semua memeluk Islam kecuali sedikit diantara mereka, sehingga dikenallah kerajaan Bima sebagai sebuah kerajaan dengan sistim Kesultanan Islam dan La Kai menjadi Sultan Bima pertama dengan nama Sultan Abdul Kahir.

Read »

Kecanduan Ganja


Adiksi/kecanduan terhadap ganja adalah sama saja seperti adiksi terhadap kokain, alkohol maupun heroin serta zat lain yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Penggunaannya biasanya dimulai dengan eksperimen atau coba-coba saja. Dengan bertambahnya frekuensi penggunaan, lama kelamaan akan semakin banyak zat yang diperlukan untuk menciptakan efek euforia terhadap zat aktif yang terdapat di dalam ganja. Hal ini akan mengakibatkan berkembangnya toleransi fisik. Sebagai efek dari penggunaan terus menerus ganja juga dapat menimbulkan ketergantungan psikologis dan emosional. Ketergantungan fisik, emosional dan psikologis secara bersama-sama kemudian didefinisikan sebagai kecanduan ganja.

Penyebab Adiksi Ganja
Selama berabad-abad, para ahli serta profesional medis dan banyak peneliti di seluruh dunia telah mempelajari tentang hal-hal apa saja yang bisa mengakibatkan kecanduan terhadap ganja/cannabis. Namun belum ada yang bisa secara pasti menentukan apa penyebab seseorang menjadi kecanduan terhadap ganja. Namun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang kemudian dikenal dapat memberikan kontribusi atau dapat mempercepat terjadinya kecanduan pada seseorang. Misalnya, bagi yang sudah memiliki kecenderungan genetik atau sudah memiliki “bakat adiksi” akan lebih mungkin untuk menjadi kecanduan ganja walaupun dalam waktu konsumsi yang relatif singkat. Hal ini juga terjadi pada mereka yang mempunyai masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan, akan lebih rentan dan lebih mudah untuk menjadi adiksi.

Gejala Adiksi Ganja

Bagaimana cara mengetahui bahwa orang yang Anda sayangi sedang berjuang mengatasi masalah kecanduan terhadap ganja. Ada beberapa perilaku pecandu (addictive behaviour) yang sebaiknya Anda ketahui. Terkadang kita harus mengandalkan perasaan bahwa ada sesuatu yang nggak beres nih. Perasaan ini kadang bsa menyelamatkan orang yang Anda sayangi. Namun juga jangan trlalu paranoid terhadap perasaan ini. Sangat perlu bagi setiap orang tua untk mengetahui pola-pola addictive behaviour. “Perubahan” adalah kata kunci untk addictive behaviour. Perubahan selalu diawali dalam skala yang kecil. Namun akan semakin terlihat ketika masalah kecanduan yang ada semakin membesar. Anda mungkin akan mendapati bahwa psangan atau anak Anda telah kehilangan minat pada hobi lama serta teman" lamanya. Mereka mungkin mulai menunjukkan penurunan performa di tempat kerja atau ketinggalan pelajaran di sekolah. Secara fisik mungkin akan dengan mudah didapati penampilan mereka tampak lebih “jorok” dari sebelumnya. Ketika tingkat kecanduan telah semakin besar dan menjadi-jadi, Anda mungkin akan sering mendapati bahwa mereka berbohong tentang keberadaan mereka, atau mungkin akan selalu mengaku lelah ketika Anda mencurigai bahwa mereka sedang dalam pengaruh zat. Atau seringnya uang serta barang-barang rumah tangga yang menghilang. Secara umum, sebuah penyalahgunaan ganja dapat berubah menjadi kecanduan ganja. Itu semua adalah addictive behaviour.

Apakah Ganja Akan Menyebabkan Kecanduan?
Bagi sebagian orang, ganja adalah sama seperti zat adiktif lainnya. Tapi tidak setiap orang yang menggunakan ganja akan menjadi kecanduan. Para peneliti belum mengerti betul mengapa ada beberapa orang menjadi kecanduan namun orang lain dapat melanjutkan penggunaan ganja secara kasual sebagai rekreasi tanpa mengalami kecanduan. Mungkin ada hubungannya dengan seberapa banyak atau seberapa sering ganja digunakan. Atau mungkin ada faktor genetika yang kemudian akan menentukan bagaimana tubuh Anda memberikan respon terhadap ganja.Jadi ada variasi individual dan genetik yang tidak dapat dirubah.

Sifat Addictive dari Ganja

Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa terdapat perubahan di otak pada penggunaan jangka panjang ganja yang sangat mirip dengan perubahan yang disebabkan oleh zat-zat adiktif lainnya (seperti heroin, coccain atau ATS). Sementara dampak dari menghisap ganja sangatlah ringan dan hampir tidak pernah mengancam jiwa, namun yang menarik untuk dicatat adalah bahwa setelah tubuh Anda menyesuaikan diri terhadap penggunaan ganja, akan sangat sulit untuk berhenti karena reseptor di otak kita sudah berikat dengan baik pada zat aktif yang terdapat di dalam ganja (THC).

Meskipun tidak semua pengguna ganja mengalami kecanduan secara fisik, bisa dipastikan bahwa kecanduan psikologis hampir selalu ada. Pada kecanduan psikologis, pengguna akan merasa mendapatkan efek yang cukup baik dari menghisap ganja. Menghisap ganja akan membuat pengguna merasa lebih baik. Dengan menghisap ganja pengguna akan dapat berkreasi dengan baik, dapat menciptakan sesuatu juga sangat baik, mempunyai kemampuan kreatif yang luar biasa, dan masih banyak hal-hal kreatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaanya. Namun jangan lupa bahwa kondisi ini disebut dengan kecanduan psikologis. Tanpa menghisap ganja, pengguna akan merasa tidak mendapatkan kreatifitasnya kembali, merasa tegang, merasa jengkel atau kesal dan berbagai perasaan yang akhirnya mengganggu proses kreatif. Harap diingat kembali bahwa ini adalah bentuk adiktif secara psikologis (bukan adiktif secara fisik).

Ada lagi bentuk ketergantungan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri. Ketergantungan sosial adalah jenis lain dari perilaku kompulsif yang mutlak harus diperhatikan. Jika Anda merasa bahwa Anda harus menggunakan ganja karena teman" Anda melakukannya maka Anda sudah masuk ke dalam golongan adiksi sosial. Kemudian Anda merasa perlu untuk mendukung sebuah gerakan legalisasi ganja hanya karena teman-teman Anda mendukungnya, berarti Anda memiliki masalah ketergantungan yang cukup serius. Ketergantungan sosial biasanya merupakan tanda-tanda awal dari ketergantungan psiklogis dan akhirnya bsa menjdi ketrgantungan fisik. Ingatlah kembali bahwa penggunaan ganja biasanya untuk keperluan sosial pengguna yang naif tidak akan pernah berpikir untuk berakhir dengan kecanduan fisik dan psikologis.

Dampak Sosial Ketergantungan Terhadap Ganja

Kecanduan ganja dapat menyebabkan berbagai efek samping pada setiap pengguna baik yang menggunakannya secara kasual ataupun pengguna jangka panjang. Beberapa gejala dari gangguan" ini meliputi hal-hal seperti gangguan tidur, gangguan mengingat, gangguan koordinasi motorik, kesulitan dalam memahami pembicaraan atau memahami situasi dan peristiwa, halusinasi, pikiran atau perasaan yang cenderung paranoid, serta serangan panik. Sementara beberapa dari masalah ini mungkin tidak terlihat serius (serta tidak menimbulkan kematian), namun smua hal itu dapat menyebabkan masalah jangka panjang dan akan membuat gangguan pada kondisi dan situasi sosial.

Dampak Sosial 
1: Gangguan Belajar

Menurut sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa, Penggunaan ganja dapat mengganggu proses belajar, berpikir kritis dan fungsi kognitif terkait lainnya selama 24 jam setelah dosis terakhir diambil. Studi tersebut dilakukan dengan cara mengamati siswa sebelum, selama dan setelah mereka menggunakan ganja. Hasil yang ditemukan bhwa stelah mengkonsumsi ganja siswa jauh lebih mungkin menderita masalah memori, kesulitan berkonsentrasi dan penurunan dalam pemahaman dan keterampilan kognitif. Efek ini mungkin jauh lebih parah pada pengguna jangka panjang dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada otak ketika mengkonsumsi ganja dalam jangka waktu yang lama.

 2: Gangguan Motivasi

Salah satu efek utama yang disebabkan karena ganja adalah kurangnya motivasi. Ganja dapat menyebabkan penggunanya untuk menjadi mudah terganggu/distracted, dan meskipun mereka dapat membuat rencana yang sangat kreatif, mereka bisa dengan mudah melupakannya atau tidak cukup termotivasi untuk melakukannya. Secara fisik memang tidak ada yang salah, tetapi secara mental adanya gangguan motivasi pada pengguna. Pecandu kemudian dapat mengalami apa yang dikenal sebagai Sindrom Motivasi, di mana mereka kehilangan motivasi tentang semua aspek dalam kehidupan mereka, seperti sekolah, kerja, keluarga dan berkurangnya tanggung jawab

 3: Gangguan Perilaku Sosial
Secara sosial, dampak sosial nomor 2 yaitu kurangnya motivasi dapat menyebabkan beberapa masalah yang cukup serius. Bagi yang sudah bekerja, gangguan motivasi akan dapat menyebabkan penurunan performa dalam kinerja, masalah disiplin atau mungkin dapat berakhir dengan terminasi. Bagi yang bersekolah/pelajar, kurangnya motivasi dapat menyebabkan masalah dalam proses belajar dan performa secara umum. Persahabatan juga dapat terancam, karena kurangnya motivasi untuk bersahabat dengan orang lain selain orang-orang yang menghisap ganja. Dampak sosial lainnya, sebagai seorang pengguna ganja akan menyebabkan orang lain cenderung mmiliki konotasi negatif yang terkait dengan Anda sehingga akan menyebabkan lost of opportunity.

Masih ingin berpikir untuk menggunakan ganja,…?
Read »

Cara Penyembuhan Pengguna Narkoba

http://rastayoman.blogspot.com/2013/12/cara-mengobati-pengguna-narkoba.html
Sahabat ku diantara kita mungkin saja terdapat orang yg menggunakan narkoba, saya sangat sedih sekali karena pengguna narkoba itu tidak mempunyai masa depan jika tidak disembuhkan jika didalam dirinya tidak mempunyai keyakinan bahwa tuhan sangat menyayangi nya bahwa masa depan yg baik akan diraih dikemudian hari banyak orang lain banyak menaruh harapan kepadanmya orang tuanya,saudara,tetangga lingkunganya, bahkan negara ini menauh harapan besar padanya.

dikemudian hari ada anak-anak yg bahagia yg kita bina dalam sebuah runah tangga, maka sahabat ku dibawah ini adalah pengalaman ku dalam melawan ganasnya dampak dari narkoba yg membuat kawan saya menjadi tidak normal alias gila dan yg lebih tragis nya lagi kawan saya tewas karena itu....hhhhhh....,saya bersukur tidak mengalami seperti kawan saya alami, dibawah ini adalah resep saya dalam menyembuh kan saya dari ketergantungan narkoba itu yg membuat saya diambang kematian. sekarang saya seperti terlahir kembali kedunia ini normal layaknya manusia yg lain Alhamdullilah..

8 Cara Penyembuhan Pengguna Narkoba
1. Upayakan mandi menggunakan air hangat,gunanya agar pasien tidak beku peredaran darahnya karena pemakai bila sudah sakau (bahasa keren over dosis) maka aliran darah mudah membeku pasien akan mudah sekali kedinginan.

2. Berjemur diterik matahari dengan memakai pakaian yang tebal minimal menggunakan baju 5 lapis plus jaket sweter upayakan semua badan terselubung alias tertutup rapat gunanya bila terkena sinar matahari pasien akan berkeringat jadi akan membuang kotoran insfeksi racun narkoba di dalam peredaran darah,semakin banyak keluar keringat semakin bagus dan akan mempercepat penyembuhan.

3. meminum susu steril banyak tersedia di supermarket sbgi contoh susu bear brand atau susu sapi asli dari peternak,gunanya untuk melawan atau sebagai anti toksin racun narkoba,dan berpungsi pula sebagai pembersih racun,bila pasien semakin banyak minum susu steril maka semakin baik,pasien tidak akan bisa mengkonsumsi narkoba lagi karena akan mengalami penolakan dari tubuhnya.

4. mengkonsumsi telur setengah matang minimal 4 butir sehari,ini berguna sebagai penyembuh dari kerusakan otak sebab pasien pengguna narkoba itu kebanyakan mengalami kegilaan buruknya lagi kegagalan sistem otak yg mengakibatkan kermatian.

5. Mengkonsumsi Vitamin C setiap mengalami tubuh yg lemah dan kedinginan umumnya pasien pengguna narkoba akut sering kali tidak bergairah selalu tidur tak bergerak seperti mayat hidup, dengan mengkonsumsi Vitamin C pasien dirangsang untuk aktif bergerak agar tidak mengalami pembekuan sel darah.

6. jika pasien pengguna dalam keadaan sangat ketergantungan maka ada baiknya diberikan sedikit narkoba tapi dalam jumlah yg kecil saja alias sedikit saja gunanya agar tidak terjadi hal-hal yg tidak kita ingin kan karena pasien pengguna narkoba itu bila sedang OD Over dosis prilaku dan mentalnya terganggu dan sangat labil cendrung membahayakan orang lain atau dengan menggunakan obat penenang sesuai dosis.

7. Ajaklah pasien berolah raga ini yg juga tidakalah pentingnya dan sangat pentingsekali.

8. Berikan pasien motipasi hidup,katakan padanya bahwa hidup didunia sangatlah berharga jika kita dalam keadaan sehat,dan segala seuatu itu bisa dapat dan diraih bila kita sehat,ingat kan pasien tentang tuhan yg mampu menolong kita dari masalah apapun jika kita mau berubah dan mau kembali menjadi orang yg berguna bagi orang lain, dan yakin kan pasien dan keluarganya bahwa pengguna narkoba itu dapat disembuhkan.....
Read »

Cara Menyembuhkan Pecandu Narkoba Secara Alami

http://rastayoman.blogspot.com/2013/12/tips-menyembuhkan-pecandu-narkob.html
Narkoba yang beredar di Indonesia dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu narkotika jenis tanaman seperti ganja dan jenis bukan tanaman seperti putaw, sabu, ecstasy/inex, dan heroin (jenis bukan tanaman ini disebut dengan istilah psikotropika).
Di Indonesia, penyalahgunaan terhadap narkoba dapat dipidanakan baik dengan pidana kurungan maupun rehabilitasi. Pidana terhadap penyalahgunaan narkoba ini dikategorikan sebagai salah satu pidana khusus. 

Undang-undang yang mengatur mengenai penyalahgunaan narkoba ini adalah UU No.35/2009 tentang Narkotika yang merupakan pembaruan dari UU No.22/1997 tentang narkotika dan UU No.05/1997 tentang Psikotropika.

Sebagai salah satu pidana khusus, maka kasus penyalahgunaan narkoba ini terkait erat dengan PP No.28/2006, di mana seorang narapidana pidana khusus harus menjalani 1/3 dari masa pidananya baru kemudian akan mendapatkan haknya seperti remisi dan lain-lainnya (Kecuali pengguna murni yang terjerat pasal 127 UU No.35/2009).
Pasal-pasal dalam UU No.35/2009 yang umum digunakan untuk menjerat para pelaku penyalahgunaan narkoba ini adalah:
Pasal 111 UU No.35/2009, jika terbukti memiliki narkotika jenis tanaman
Pasal 112 UU No.35/2009, jika terbukti memiliki narkotika jenis bukan tanaman (psikotropika),
Pasal 113 UU No.35/2009, jika terbukti memproduksi ataupun mengimpor narkotika baik dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman,
Pasal 114 UU No.35/2009, jika terbukti mengedarkan narkotika baik dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman, dan
Pasal 127 UU No.35/2009, jika terbukti menggunakan narkotika baik dalam bentuk tanaman maupun bukan tanaman bagi dirinya sendiri (pengguna murni). *(Khusus pasal 127 ini berlaku rehabilitasi di panti rehabilitasi khusus narkoba, pidananya lebih ringan dari pasal-pasal lainnya, tidak dikenakan denda ataupun pidana tambahan. Pada kenyataan masih ada yang terjerat pasal 127 ini, namun ditempatkan di rutan/lapas dan bukan di panti rehabilitasi khusus narkoba.)

Peredaran Narkoba di Indonesia sudah termasuk mengkuatirkan, banyak merusak generasi muda, sadar akan akibatnya namun sulit menghilangkan dan memberantasnya. Dalam pengalaman dan perjalanan hidup saya pernah menyaksikan sendiri bagaimana tragisnya nasib seorang pecandu berat narkoba terutama jenis psikotropika. Badan yang tadinya kekar, kuat, tegap dan padat berisi, hanya dalam hitungan bulan menjadi seperti mayat hidup/zombie. Mengerikan!. Apalagi di tambah dengan ancaman penyebaran HIV/AIDS di kalangan pecandu Putaw akibat dari penggunaan jarum suntik/insul secara bersama-sama tanpa memperhatikan kebersihan insul itu sendiri. Satu orang terkena HIV/AIDS, maka akan menular ke yang lainnya yang menggunakan insul yang sama.

Lantas bagaimanakah cara memberantas narkoba itu sendiri? namun itu tentunya bukan menjadi wewenang saya. Namun saya berpandangan, jika tidak ada lagi yang menggunakan sesuatu, maka yang mengedarkan pun akan ikut berkurang bahkan hilang, jika sudah tidak ada yang menggunakan dan mengedarkan, maka tentunya tidak akan ada lagi yang memproduksi. Mudah, kelihatannya… kenyataannya sulit dan sungguh sulit. Narkoba meracuni seseorang dari sebuah perkataan awal yaitu “mencoba”… mencoba dengan berbagai alasan… entah itu karena pelarian dari sebuah masalah yang berat… entah itu karena efek dari pergaulan yang tidak pas… dan beragam alasan lainnya.

Lantas bagaimana caranya jika seseorang sudah begitu kecanduan bisa sembuh atau disembuhkan?
Hal yang dapat dilakukan jika ada teman atau saudara yang kecanduan narkoba… memang agak berat jika melihat mereka akan menderita… jika tidak dimulai maka tidak akan berakhir.Yang dapat kita lakukan:
Sediakan ruangan khusus, jika perlu dengan pintu teralis. Ruangan lengkap dengan kamar mandi.     Karena pecandu pasti akan menggigil akibat kecanduan.

1. Sediakan bacaan cerita ataupun bacaan rohani akan lebih baik
2. Perlu juga jika memungkinkan memanggil pemuka agama atau yang memahami agama sesuai kepercayaan masing-masing untuk memberikan siraman rohani yang menenangkan bagi pecandu.
3. Sediakan makanan yang bergizi dengan menu 4 sehat 5 sempurna untuk mengembalikan kesegaran tubuh si pecandu.
4. NBerikan pendampingan dan semangat untuk sembuh dari kecanduan narkoba.
5. Hiburan seperti televisi pun jika di rasa perlu silakan berikan.
7. Setelah seminggu atau dua minggu ajak keluar pagi dari ruangannya untuk sedikit berolah raga terus menerus hingga kecanduannya benar-benar teratasi dan sembuh.
8. Jangan sampai pecandu kabur dari ruangan. Karena usaha untuk menyembuhkannya akan sia-sia.
Demikian memang akan menyedihkan menyaksikannya namun demi kesembuhan seorang pecandu… sebelum hukum menjeratnya. Hukuman untuk penyalahgunaan narkoba sangat berat. Minimal untuk seorang pengguna murni bisa 2 tahun.
Semoga Sukses.....
Read »

Proposal Bakti Sosial

PENDAHUAN

A.   Latar Belakang
Masyarakat adalah salah satu unsur terpenting dalam sebuah Negara. yang mana pada masing-masing masyarakat disebuah Negara  terdapat berbagai macam adat profesi atau pekerjaan sehari-hari yang berbeda-beda. seperti contohnya pada masyarakat tradisional yag kerap kali mempertahankan adat istiada yang turun termurun dari leluhur atau nenek  moyangnya, ada lagi masyarakat pedesaan yang sehari-harinya bermata pencaharian petai dan nelayan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, keberadaan masyarakat tradisonal dan mayarakat pedesaan makin hari makin kurang diperhatikan, baik dari kalangan pemerintahan ataupun dari kalangan orang-orang yang bisa dikatakan berkecukupan atau berada dari sisi ekonomi dan pekerjaan. Berbagai persepsipun kian membuming ditelinga kita  tentang kondisi masyarakat yang semakin merosot dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. baik dari segi pendapatan, ataupun dari segi lapangan pekerjaan sangat kurang sekali diperhatikan, sehingga tidak jarang jikalau hari ini marak terjadi berbagai macam penambangan liar yang berdampak pada system lingkungan dan kemungkinan akan menimbulkan gejala alam yang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Itu semua dilakukan oleh masyarakat semata-mata untuk menghidupkan keluarga atau sanak family mereka. Dan salah satu cara untuk menenggulangi hal tersebut adalah dengan meningkatkan perhatian kita baik pemerintah maupun kalangan orang berada juga mahasiswa untuk senantiasa memberikan kontribusu dan dharma bakti kepada masyarakat sekitarnya yang memerlukan bantuan atau santunan.

Menanggapi beberapa persepsi diatas, kami dari BEM FKIP UVRI  Makassar berkeinginan untuk memberikan kontribusi serta dedikasi kepada masyarakat melalui kegiatan BAKTI SOCIAL MASYARAKAT yang kami harapkan dapat memberikan kesadaran kepada kita semua terhadap kondisi masyarakat sekitar yang sangat memerlukan campur tangan kita semua untuk menyambung hidup dan bertahan dalam keadaan yang makin hari makin mempersulit kondisi mereka.

Bakti social masyarakat ini adalah salah satu program kerja yang direncanakan oleh BEM FKIP UVRI  Makassar untuk mendharma baktikan diri kepada masyarakat sebagai perwujudan dari salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Juga sebagai mediasi bagi kami untuk mensosialisasikan UVRI Makassar kepada masyarakat sehinggan nama BEM FKIP UVRI  Makassar akan menjadi harum dimata masyarakat.

B.     Maksud dan Tujuan

1.      Maksud dari diadakannya kegiatan bakti social masyarakat ini adalah :
a.       Melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat
b.      Melaksanakan Program Kerja dari BEM FKIP UVRI  Makassar
c.        Sebagai salah satu cara bagi mahasiswa untuk bersosialisasi kepada masyarakat melalui pendekatan berbasis pedesaan.
2.      Tujuan dari diadakan kegiatan bakti social masyarakat ini adalah:
a.       untuk meningkatkan kepedulian dan rasa social terhadap kondisi masyarakat pedesaan yang makin hari makin memprihatinkan, baik dari segi kebutuhan ekonomi maupun dari segi lapangan pekerjaan.
b.      Terciptanya masyarakat yang peduli terhadap sesama.
c.       Melaksanakan diskusi lintas budaya antaran masyarakat terdidik  dan masyarakat awam, hususnya dalam pros transformasi pendidikan melalui program-program baksos
d.      Mengadakan pendekatan psikologis dan memberikan semangat perubahan dan rasa penerimaan masyarakat kecamatan manggala terhadap keterbatasan dan kekurangan yang terjadi sekarang ini, dan mengarahkan masyarakat menuju sifat reflektif dan inovatif untuk menumbuh kembangkan semangat kemandirian dalam bingkai kekeluargaan

C.    NAMA DAN TEMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama Bakti Sosial Masyarakat kecamatan manggala dengan tema yaitu “pembangunan semangad kemandirian masyarakat melalui pendekatan program berbasis pedesaan”

D.    OUTPUT (Keluaran)

Harapan kami dengan adanya kegiatan “Bakti Social Masyarakat Ini” dapat memberikan inspirasi kepada semua pihak baik dari kalangan pemerintah maupun dari kalangan orang yang berada untuk tetap dan senantiasa berkontribusi, berdharma, dan berbakti serta peduli terhadap kondisi masyarakat yang kurang mampu.

E.     BENTUK KEGIATAN

1.      Pembagian sembako kepada masyarakat  kecamatan manggala
2.      Bersih-Bersih masjid dengn penduduk setempat dan Pemberian al_qur”an dan buku khutbah jum’at ke      masjid rumbu  kecamatan manggala
3.      Perlombaan cerdas cermat untuk anak-anak tingkat SMP
4.      Hafalan ayat-ayat pendek untuk anak-anak tingkat SD
F.     Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini dutujukan kepada masyarakat  kecamatan manggala , khususnya pada kalangan orang tua, anak-anak, remaja dan pengurus masjid setempat.

G.    WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan ini adalah pada tanggal 8-10  Oktober 2012 bertempat di  kecamatan manggala Makassar Selawesi Selatan

H.   SUSUNAN KEPANITIAAN
(telampir)

I.       JADWAL KEGIATAN
(terlampir)

J.      EKSITIMASI ANGGARAN
(terlampir)

K.    PENUTUP
Demikian usulan proposal kegiatan ini kami buat dan apabila ada hal-hal yang belum diatur akan diatur kemudian sesuai kebutuhan. Besar harapan kami semoga kegiatan ini mendapatkan partisipasi aktif dan kerja sama yang kolektif dari semua pihak. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terimakasih.

PANITIA PELAKSANA BAKTI SOCIAL MASYARAKAT
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FKIP UVRI MAKASSAR

Ketua Panitia                                                                      Sekretaris



 ---------                                                                           ----------

Mengetahui
Pembantu Ketua III                                                           KETUA BEM
BEM FKIP UVRI  Makassar                                   BEM FKIP UVRI  Makassar

------------                                                                      -----------Nik. 96. 6.63                                                               Nim. 1010520180

Lampiran I :

      PELINDUNG                        :
                                                  
      PENASEHAT                        :

  Pembantu Ketua III koordinator bid.kemahasiswaan
  FKIP UVRI  Makassar
  PENANGGUNG JAWAB            : ---------        
                                                        
         
      PANITIA PELAKSANA
Ketua panitia              : Arifin              
Sekretari                    : Ipink Rasta                            

Divisi-Divisi:
1. Kesekretariatan:                    2. Humas :
   M. karmin                                Supiani                  
   M. zainudin                              Dedet Pratama    
   Ade sudayanto    

3. Perlengkapan:                       4. Konsumsi
   Ahmad mastur                            Nuraisyah              
   Andi ardiansyah                          wiwik apriani        
   Ahmad said                                arif rahman            
   Anggra kusuma                          Sukiman                

4. Pendanaan                            5. pubdekdok
    Ahmad tohri                              jevy hariantara        
    Rahmat hidayat                         Abd. Syawal          
    Baiq.lina marwati  
    Lina agustin          

Lampiran II

                  Jadwal Kegiatan Bakti Sosial Masyarakat BEM FKIP UVRI MAKASSAR
No
Hari/Tanggal
Waktu
Kegiatan
Pengarah

1. kamis/08-03-2012
1.   08.00 - 11.30

2.   11.30- 12.00

3.   12.00-13.00
4.   13.00-15.30
5.   15.30-16.30
6.   16.30-17.00
7.   20.00-21.00

1.   Pembukaan dan tekhnikal meething
2.   Penyusunan jadwal mata lomba
3.   Ishoma
4.   Sosialisasi kegiatan
5.   Ishoma
6.   Rapat evaluasi
7.   Rapat pemantapan kegiatan

1.      Ketua panitia, BEM, dan kepala desa
2.      Panitia
3.      Div. konsumsi
4.      Panitia
5.      Div.konsumsi
6.      Ketua Panitia
7.      Ketua panitia

2. Jum’at/09-03-2012
1.      08.00-08.30
2.      08.30-11.30
3.      11.30-12.00
4.      12.00-13.30
5.      13.30-15.00
6.      15.00-15.30
7.      15.30-17.30
8.      17.30-20.00
9.      20.00-21.00

1.      persiapan mata lomba
2.      perlombaan cerdas cermat
3.      jum’at bersih
4.      ishoma
5.      sosialisasi tentang kondisi desa kepada mahasiswa
6.      ishoma
7.      Perlombaan hafalan ayat pendek
8.      ishoma
9.      sosialisasi dengan pengurus masjid
1.      Ketua Panitia
2.      Panitia dan tim juri
3.      Panitia
4.      sie
5.      Pemerintah desa & panitia
6.      sie
7.      Panitia dan Tim juri
8.      Sie
9.      Panitia dan Ketua BEM

3. Sabtu/ 10-03-2012
1.      06.00-07.30
2.      07.30-10.30

1.      Persiapan penutupan
2.      Penerimaan hadiah dan penutupan
1.      Panitia
2.      Panitia
3.      Panitia

Lampiran III

    Estimasi Anggaran bakti social BEM Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
1. Divisi Kesekretariatan :
      Proposal 10 buah @ Rp  10.000,-                                              Rp. 100.000,-          
      Tinta Print 1 buah @ Rp . 32.000,-                                            Rp.   32.000,-
      Kertas A4 1 Rim @ Rp . 35.000,-                                              Rp.   35.000,-
                                                                                        Total    Rp.167.000,-
2. Divisi Publikasi dan Dokumentasi
      Spanduk 2 buah @ 200.000,-                                                    Rp. 400.000,-
      Cetak foto 100 lembar @ Rp 1.000,-                                          Rp. 100.000,-
                                                                                        Total   Rp. 500.000,-
3. Divisi Perlengkapan
      Al-Qur’an 80 Buah @ Rp 20.000,-                                            Rp. 1.600.000,-
      Buku Tulis 250 buah @ Rp 1.000,-                                           Rp.    250.000,-
      Baju Layak Pakai 30 buah @ Rp 20.000,-                                  Rp.    600.000,-
      Makanan (Mie Sedap) 30 dos @ Rp 40.000,-                             Rp. 1.200.000,-
      Id Card Panitia 24 0rang @  Rp 1.000,-                                     Rp.      24.000,-
                                                                                        Total  Rp. 3.670.000,-
4. Divisi Konsumsi                                                              
    Konsumsi Panitia 3 hari                                                            Rp.     750.000,-

5. REKAPITULASI DANA

1.      Kesekretariatan                                                                   Rp.    167.000,-
Publikasi dan Dokumentasi                                                           Rp.    500.000,-
Perlengkapan                                                                              Rp. 3.670.000,-
Konsumsi                                                                                   Rp.    750.000,-
                                                                                      Total   Rp. 5.090.000-
Read »

Proposal Penelitian Biologi

A. JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN PERTUMBUHAN JAMUR DI ATAS PERMUKAAN KACA.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita sehari-hari dan biologi merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial.

Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah jamur (Mykes). Jamur adalah organisme eukariot dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.

Jamur hidup dengan menyerap zat organik disekitarnya. Bahan organik yang diserap itu digunakan untuk kelangsungan hidupnya dan juga disimpan dalam bentuk glikogen yang merupakan senyawa karbohidrat.

Jamur dapat hidup di lingkungan yang bermacam-macam. Namun pada umumnya mereka hidup di tempat-tempat yang basah atau lembap. Selain itu, banyak juga jamur yang hidup ada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat hidup dengan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak yang dapat hidup di habitat yang ekstrim. Seperti gurun, kutub, dll.

Secara alami, jamur memperoleh nutrisi untuk tumbuh berupa zat organik secara heterotrof dengan cara menyrap sisa-sisa organisme (Pada jamur yang bersipat saprofit dari organisme lain (Pada jamur yang bersifat parasit dan mutual), dengan demkian pada umumnya jamur hidup di organisme yang memiliki zat organik. Sementara kemungkinan jamur dapat tumbuh pada anorganik akan sulit dibuktikan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap kemungkinan jamur dapat tumbuh di permukaan bahan anorganik berupa kaca. Maka dari itu, penulis mengambil judul penelitian “Analisis penyebab kegagalan pertumbuhan jamur pada permukaan kaca”.

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pertumbuhan jamur.
Untuk mengetahui habitat hidup jamur.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Mengapa permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur?”

E. HIPOTESIS

Permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur karena kaca termasuk bahan anorganik yang zatnya tidak dapat diserap oleh makhluk hidup.

F. KAJIAN TEORI

Jamur sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita terutama banyak muncul pada saat musim hujan. Organisme itu muncul seperti payung. Ada yang berwarna putih, merah dll. Bahkan ada jamur yang dapat dikonsumsi oleh kita.

Suroso AY dalam buku Ensiklopedi Sains dan Kehidupan (2003 : 104) mengungkapkan bahwa Jamur merupakan suatu kerajaan (Kingdom) dari makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak mengandung klorofil, tetapi dinding selnya terbuat dari selulosa dan selnya mengandung zat glikogen (Suatu senyawa karbohidrat), sehingga ia tidak dapat berfotosintetis.

Wikipedia Indonesia mendefinisikan Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifatheterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

Jamur tergolong kedalam salah satu tumbuhan heterotrof yang mana memperoleh zat organik dari organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-sisa organisme hidup, organisme mati, dan bahan tak hidup. Jamur yang bersifat saprofit atau jamur yang memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Contohnya, daun, pakaian dan kertas. Penguraian oleh jamur yang mempunyai sifat ini menyebabkan pelapukan dan pembusukan. Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur ini dapat merugikan organisme yang didiaminya karena dapat menyebaban penyakit. Ada juga jamur yang bersimbiolis mutulisme yang saling menguntungkan dengan organisme lainnya. (Diah Aryulia, 2010 : 207-209)

Menurut Albert Towle, 1989, jamur dimasukkan kedalam kingdom fungi dan kingdom protista :

a. Kingdom Fungi.

Ciri : mempunyai hifa bersekat, dinding sel terdiri dari kitin, polysakarida komplek, selulosa, reproduksi seksual dengan persatuan gamet-gamet yang diikuti persatuan protoplasma. Reproduksi aseksual dengan spora, fragmentasi. Klasifikasi dari kingdom fungi terdiri dari 4 divisi yaitu :

1. Divisi Zygomycota

Hifa berinti banyak, reproduksi dengan spora, sporangia, reproduksi seksual dengan konjugasi zygospora.
2. Divisi Basidiomycota

Hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan fragmentasi, reproduksi seksual dengan basidiospora.
3. Divisi Ascomycota

Hifa bersekat, bisa uniseluler, reproduksi aseksual dengan konidia juga dengan bertunas, reproduksi seksual dengan ascospora.
4. Divisi Deuteromycota

Hifa bersekat, berkembang biak dengan konidia.
b. Kingdom Protista

Dimasukkan dalam protista karena memiliki ciri-ciri seperti amuba, makanannya seperti amuba yaitu bakteri dan zat organik lain, morfologi dan physiologi mirip dengan amuba, sel prokariotik. Klasifikasi dari kingdom protista adalah sebagai berikut :

1. Phylum Acrasiomycota

Mpy ciri, berinti satu, terdiri dari myxamuba, reproduksi dengan sporangia. Tubuh seperti pseudoplasmodium, sel eukariotik.
Fase vegetatif serupa amuba yang berinti satu.

2. Phylum Myxomycota

Ciri : berupa plasmodium yang mempunyai banyak inti, berkembangbiak dengan sporangia.
Fase vegetatif serupa plasmodium yang hidup bebas.
3. Pylum chytridiomycota

Tubuh berupa benang-benang hifa, mpy dinding yang pasti, inti eukariotik, menghasilkan spora kembara.
Khusus menghasilkan sel berflagel : klas oomycetes.

G. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode :

Library research atau telaah pustaka yaitu penelaahan kepustakaan dengan mencari data-data atau keterangan dari berbagai buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
`    Metode penelitian merupakan rencana langkah-langkah kegiatan penelitian yang meliputi :

Objek, populasi dan sampel penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah meliputi organisme jamur atau Mykes yang merupakan makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak memiliki klorofil. tetapi dinding selnya terbuat dari selulosa dan selnya mengandung zat glikogen. Dengan alat perkembangbiakannya berupa spora dan hifa.

Populasi dalam penelitian ini meliputi jenis-jenis habitat hidup jamur (Mykes) yang berupa bahan organik dan anorganik. Bahan organik seperti roti, kayu, dll. Sedangkan bahan anorganik adalah seperti permukaan kaca, plastik, kramik, fyberglass, logam dll.

Sampel penelitiannya adalah bahan organik berupa roti dan bahan anorganiknya berupa kaca.

Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat tinggal di salah satu peneliti yaitu di blok Jatiserang ds. Jatiserang kec. Panyingkiran kab. Majalengka.

Waktu penelitian
Waktu penelitian dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Jadwal kegiatan penelitian

No.
Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu

Ket.

1. Menyusun Proposal 1 hari 02 September 2013
2. Melakukan Percobaan Pertama 2 hari 10-13 september 2013
3. Menganalisis hasil percobaan pertama 1 hari 15 september 2013
4. Melakukan percobaan kedua 2 hari 17-18 september 2013
5. Menganalisis hasil percobaan kedua 1 hari 20 september 2013
6. Menyusun laporan hasil penelitian 1 hari 21 september 2013
7. Presentasi hasil penelitian 1 hari 22 september 2013

Deskripsi variabel penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menguji hubungan sebab akibat yang menjadi variabel bebas dan terikat. Adapun hubungan sebab akibatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.

Variabel bebasnya adalah kaca adalah bahan anorganik yang tidak memiliki zat yang dapat diserap oleh jamur.

Variabel terikatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.

Alat dan bahan
Alat yang akan peneliti gunakan adalah :

    1. Alat tulis

    2. peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan.

    3. Literatur yang mendukung percobaan.

Data hasil pengamatan
Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif yang berupa skema atau uraian data pengamatan secara rinci. Misalnya, data ciri suatu organisme yang digambarkan secara morfologi dan data proses perkembangan organisme.

Kesimpulan
    Jamur tidak dapat tumbuh selain di bahan organik. Seperti halnya Kaca, kaca tak dapat ditumbuhi jamur meskipun ditempat yang lembab yang biasanya ditumbuhi jamur karena kaca adalah bahan anorganik.

H. DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2010. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1. Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

AY, Suroso, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : CV. Tarity Samudra Berlian.

Khristiyono. 2007. Buku Kerja dengan pendekatan belajar aktif Biologi untuk SMA kelas X semester 1. Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit     Erlangga
Read »

Copyright © Kreasi Anak Reggae

Designed by