BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam ilmu psikologi kita mengenal beberapa teori diantaranya
teori motivasi, fantasi, tanggapan, dan ingatan. Tanpa kita
sadari maupun kita sadari smua ini pernah kita lakukan. Saat ini sering
kita lihat banyak anak-anak yang mengalami kemunduran dan kesulitan dalam
belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar
adalah kurangnya motivasi. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Selain itu fantasi juga
mempengaruhi cara dan prose belajar. Berfantasi atau berkhayal merupakan salah
satu gejala pengenalan (kognisi), yaitu gejala-gejala yang terdapat dalam
kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan. Berfantasi dapat menimbulkan daya
imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni susuatu yang
baru. Sedangkan teori tanggapan adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan
orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Ingatan atau sering
disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak
dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di
psikologi kognitif dan ilmu saraf.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud motifasi?
2. Apakah macam-macam teori motifasi?
3. Apakah fantasi itu?
4. Apa
sajakah macam-macam fantasi?
5. Apakah
factor yang mempengaruhi fantasi
6. Apasajakah dampak positif dan negatif fantasi?
7. Apa yang dimaksud teori tanggapan?
8. Apakah
jenis-jenis tanggapan?
9. Apa pengertian dari ingatan dan lupa
itu ?
10. Bagaimana proses terjadinya lupa ?
11. Apa saja faktor dan teori mengenai lupa ?
12. Apa saja sifat-sifat dan gangguan ingatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motifasi
Motivasi berasal dari kata lain
“MOVERE” yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motif
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor
internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J. Jucius
menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.Menurut Dadi
Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang
positif maupun yang negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada
diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
B. Macam-macam Teori motifasi
a. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
a. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,
-
Aktualisasi diri
- Penhghargaan
- Sosial
- Keamanan
- Faali
1. Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan
dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseoran.
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan
dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseoran.
a.TEORI
MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut
Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya :
1.
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik),
2. Faktor motivator
memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya
adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor
intrinsik).
b. TEORI
MOTIVASI DOUGLAS Mc GREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif) Menurut teori X empat pengandaian yang dipegang manajer:
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif) Menurut teori X empat pengandaian yang dipegang manajer:
1.
karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
2. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
3.
Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
4.
Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan
dengan kerja.
Kontras dengan
pandangan negatif, ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y:
1.
karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan
bermain
2.
Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit
pada sasaran
3.
Rata rata orang akan menerima tanggung jawab
4.
Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif
c.
TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia
tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia
inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh
tiga komponen, yaitu:
1.
Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
2.
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil
dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome
tertentu).
3.
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau
negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi
harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
A. Pengertian Fantasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia fantasi adalah yang berhubungan dengan
khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam
benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi. Fantasi bisa
juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural
sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre
fantasi secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih
bertemakan ilmiah dan horor tentang hal yang mengerikan.
Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa
untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal senada
juga dijelaskan oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia dapat
melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke
keadaan yang akan mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak (2007, hal.
108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu
tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.
Fantasi dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar. Fantasi secara
sadar misalnya pada seorang pemahat arca yang membentuk arca berdasarkan
fantasinya. Sedang fantasi tidak sadar biasanya dilakukan oleh anak kecil yang
bercerita tidak sesuai dengan kenyataan, walau tanpa ada maksud untuk berbohong
(Walgito, 1983, hal. 99). Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan,
Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru
dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki.
Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya
dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
B. Macam-macam fantasi
Jenis-jenis
fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya disadari oleh individu Misal:
seseorang sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya
2.
Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau
disengaja. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak, yang kadang-kadang
menimbulkan dusta semu pada anak yang sedang berfantasi.
3.
Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadinya melibatkan secara aktif gejala-gejala
jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dan seterusnya.
4.
Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadinya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa
lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk
tempat bermainnya daya fantasi.
5.
Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya
lagu, lukisan, cerpen, novel, dan seterusnya.
6.
Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang terjadinya dibawah tuntunan
sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film,
mendengarkan lagu,
Fantasi dibagi
menurut caranya orang berfantasi :
1.
Fantasi yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan
beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak
yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan
lapangan.
2.
Fantasi yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi
terlebih dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian
dikenalkan bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan
muncul gambaran kucing besar sebagai harimau.
3.
Fantasi yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang
mengkombinasikan pengertianpengertian atau bayangan-bayang yang ada pada
individu yang bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk
yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100). Contoh
lainnya adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan
atap model rumah Minangkabau.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Fantasi
1. Kurang adanya penggunaan waktu kosong.
2. Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi.
3. Adanya kesulitan pemecahan masalah.
4. Adanya Kelemahan pribadi.
5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan.
D. Dampak Positif dan Dampak Negatif Fantasi
a) Positive side
1. Dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat
karya kreatif.
3.
Dengan daya fantasinya, manusia dpt. masuk kedunia
imajiner, misalnya pada saat membaca novel.
4.
Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat menghibur
dirinya sejenak (asal tak terus menerus)
b) Negative side
Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan asal hal itu dilakukan sebentar
saja dan tidak sering terjadi. jika melamun dijadikan kebiasaan, orang
yang bersangkutan akan mengalami kesulitan jika menghadapi masalah di dunia
nyata, bukan dunia imajiner.
E. Pengertian Tanggapan
Tanggapan ialah bayangan yang menjadikan kesan yang dihasilkan dari
pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan
untuk masa yang akan datang. Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya
ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat
kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra, serta
pada faktor ingatan. Menurut Johann Federich Herbart tanggapan adalah merupakan
unsur dasar dari jiwa manusia.
F. Jenis-jenis Tanggapan
Jenis Tanggapan Menurut Buku Drs. Wasty Soemanto Tanggapan masa lampau
yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan. Tanggapan masa sekarang
yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
Tanggapan masa mendatang yang biasa disebut sebagai tanggapan antisipasif.
Jenis tanggapan secara dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati. Ada tanggapan Visual
( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
2.
Menurut terjadinya. Ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
3.
Menurut terjadinya. Ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
G. Pengertian Ingatan dan Lupa
Ingatan (memory) ialah
kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi,
ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan; menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Orang yang dapat mengingat
sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau
dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian
disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Dengan demikian ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan
untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention),
dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau
(Woodworth dan Marquis, 1957).
Dengan kata lain ingatan
merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention),
dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau.
Lupa merupakan istilah yang
sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan bahkan setiap waktu pasti
ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu tentang
peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan,
mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada
siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru,
pejabat, profesor, petani dan sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)
Lupa ialah peristiwa tidak
dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan kita sehat. (Agus
Suyanto, 1993: 46), adapula yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana
informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali utnuk digunakan.
(Irwanto, 1991: 150).
H. Proses Terjadinya Lupa
Daya ingatan kita tidak
sempurna. Banyak hal-hal yangpernah diketahui, tidak dapat diingat kembali atau
dilupakan.
Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa. keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.
Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa. keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.
1.
Apa yang telah kita ingat, disimpan
dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah
digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu
terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena
tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
2.
Mungkin pula materi itu tidak lenyap
begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis,
mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Penghalusan: materi berubah bentuk
ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga
bentuk yang asli tidak diingat lagi.
b. Penegasan: bagian-bagian yang
paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan. Karena itu,
dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanyalah
bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.
c.
Asimilasi: bentuk yang mirip botol
misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol.
Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang
asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang itu tidak kita
ingat lagi.
3. Kalau mempelajari hal yang
baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi.
Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama.
Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula
materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena
terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan
seperti ini disebut hambatan proaktif.
4.Ada kalanya kita melakukan sesuatu.
Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh
dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang tidak dapat diterima oleh
hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang
sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita).
Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama
sendiri, orang tua, anak dan istri dan semua hal yang bersangkut paut dirinya
sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau
melalui suatu peristiwa yang sangat dramatis sehingga menimbulkan kejutan
kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi, 1997: 52-54)
I. Faktor-faktor Penyebab Lupa
1. lupa terjadi
karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam
sistem memori manusia. Dalam interfence
theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
a.
proactive interference
Seorang siswa akan mengalami
gangguan proaktif apabila materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam
subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru.
b.
retroactive interference
seorang siswa akan mengalami
gangguan retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan
terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan dalam
subsistem akal permanen siswa tersebut.
2.
Lupa dapat terjadi pada seorang
siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun
tidak.
3.
Lupa dapat terjadi pada siswa karena
perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat
kembali (Anderson, 1990).
4. Lupa dapat terjadi karena perubahan
sikap dan minat siswa terhadap proses belajar mengajar dengan tekun dan serius,
tetapi karna sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya
(seperti karena ketidaksenangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan
mudah terlupakan.
5.
Menurut law of disuse (Hilgard &
Bower 1975), lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai
tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa
6. Lupa tentu saja dapat terjadi karena
perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu
seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan
item-item informasi yang ada dalam memori permanennya.
J. Teori Lupa
1. Decay theory
Teori ini beranggapan bahwa
memori menjadi semakin aus aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah
diulang kembali (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap informasi di
simpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace). Jejak-jejak ini
akan rusak atau menghilang bila tidak pernah dipakai lagi.
2.
Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa
informasi yang sudah disimpan dalam memori janga panjang masih ada dalam gudang
memori (tidak mengalami keausan). Akan tetapi proses lupa terjadi karena
informasi yang satu menggangu proses mengingat informasi lainnya. Bisa terjadi
bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang
lama, tetapi bisa juga sebaliknya.
3. Teori retrieval failure
3. Teori retrieval failure
Teori ini sebenarnya sepakat
dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori
jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak
disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan
tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut
dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat
ditelusuri dan diingat kembali.
4.
Teori motivated forgetting
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
Menurut teori ini, kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Teori ini didasarkan atas teori psikoanalisis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.
5.
Lupa karena sebab-sebab fisiologis
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai mperubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik
Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai mperubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan dalam beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, ia dikatakan menderita amnesia anterograd. Karena proses lupa dalam kedua kasus ini erat hubungannya dengan faktor-faktor biokimiawi otak, maka kurang menjadi fokus perhatian bagi para pendidik
K. Sifat-sifat Ingatan
1.
Ingatan yang cepat dan mudah:
seorang dapat dengan mudah dalam menerima kesan-kesan
2. Ingatan yang luas: sekaligus
seseorang dapat menerima banyak kesan-kesan dan dalam daerah yang luas
3. Ingatan yang teguh: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah,
melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya (tidak mudah lupa)
4. Ingatan yang setia: kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah,
melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya
5. Ingatan mengabdi atau patuh: kesan yang pernah dicamkan dapat dengan mudah
direproduksi dengan lancar.
Gangguan-
gangguan ingatan:
a. Lupa : peristiwa yang tidak dapat
memproduksikan tanggapan kita.
b. Amnesia : peristwa yang tidak dapat memproduksikan
tanggapan karena ingatan kita tidak sehat.
c.Deya vu : ialah sutatu peristiwa
seakan-akan sudah pernah. Sesuatu yang sebenarnya belum ( pengenalan tipuan )
d. Jamais vu : ialah peristiwa seakan
akan belum pernah kenal kepada sesuatu yang sebenarnya sudah ( lupa tipuan ).
e. Depersonalis, ialah suatu peristiwa,
seorang seorang tidak mengenal dirinya sendiri . contoh : seseorang
berbuat sesuatu, waktu ia ditegur ia tidak mengakui bahwa itu perbuatannya dan
dikatakan bahwa itu perbuatan orang lain. Kalau yang dikatakan ini orang besar
maka peristiwa ini disebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti dorongan atau
bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam
diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). fantasi adalah
yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada
dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah
imajinasi. Fantasi bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk
sihir dan supranatural sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam
sebuah film. Tanggapan ialah bayangan yang menjadikan kesan yang dihasilkan
dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan
untuk masa yang akan datang. ingatan
merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention),
dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau. Lupa ialah
peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang ingatan
kita sehat.
B.
Saran
Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman
mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca dibuku-buku lain agar
memperoleh pengetahuan maupun khazanah yang luas tentang Psikologi karena kami
merasa bahwa makalah ini kurang sempurna.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, 1998. Pikologi Umum. Rineka
Cipta: Jakarta.
Bimo Walgito, 2004. Pengantar Psikologi Umum.
ANDI: Yogyakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008, Psikologi
Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Hilary. Memory Otak.
http://hi4ry.worspress.com/. 23 Oktober 2014
Sujanto, Agus Psikologi Umum, Jakarta :
Bumi Aksara,2009.